Moneter dan Fiskal

Neraca Perdagangan RI Kembali Surplus USD5,67 Miliar

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 mengalami surplus USD5,67 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus selama 30 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Lebih lanjut, surplus neraca perdagangan ditopang oleh surplus neraca komoditas non migas sebesar USD7,66 miliar. Disumbang oleh komoditas Bahan Bakar Mineral, Lemak dan Minyak Hewan/Nabati dan Besi dan Baja.

“Sedangkan neraca perdagangan untuk komoditas migas menunjukan defisit sebesar USD1,99 miliar, utamanya komoditas penyumbang defisit yaitu minyak mentah dan hasil minyak,” kata Setianto, 15 November 2022.

Ia mengungkapkan, tiga negara dengan surplus neraca perdagangan non migas terbesar bagi Indonesia yaitu India mencatatkan surplus sebesar USD1,699 miliar dengan komoditas bahan bakar mineral, Lemak dan minyak hewani/nabati, serta besi dan baja.

Kemudian, Amerika Serikat mengalami surplus sebesar USD1,286 miliar dengan komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, lemak dan minyak hewani/nabati, dan alas kaki. Selanjutnya, Tiongkok surplus USD1,145 miliar dengan penyumbang surplus utama yaitu bahan bakar mineral, besi dan baja, dan lemak dan minyak hewani/nabati.

Selain itu, untuk tiga negara yang mengalami defisit terbesar yaitu Australia sebesar USD533,8 juta dengan komoditas utama serealia, bahan bakar mineral, dan binatang hidup. Brazil defisit sebesar USD314 juta dengan komoditas utamanya ampas dan sisa industri makanan, gula dan kembang gula, dan daging hewan.

Terakhir, Korea Selatan yang mengalami defisit USD183,9 juta dengan komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, serta besi dan baja.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari – Oktober 2022 mengalami surplus sebesar US$45,52 miliar atau tumbuh sebesar 47,32% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Dengan surplus neraca perdagangan non migas sebesar USD66,41 miliar dan defisit neraca perdagangan migas US$20,89 miliar,” jelasnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

IHSG Tinggalkan Level 7.000, BEI Beberkan Biang Keroknya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More

40 seconds ago

Ekonomi AS dan China Turun, Indonesia Kena Imbasnya?

Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More

10 mins ago

KB Bank Beri Suntikan Pembiayaan untuk Vendor Tripatra

Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More

1 hour ago

IHSG Hari Ini Ditutup Anjlok 1,84 Persen, Tembus Level 6.977

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More

3 hours ago

Asuransi Bintang Siap Implementasikan PSAK 117 Mulai 1 Januari 2025

Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More

3 hours ago

Mengenal Bashe Ransomware yang Diduga Serang BRI, Apa Bahayanya?

Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More

3 hours ago