Moneter dan Fiskal

Neraca Perdagangan RI Kembali Surplus USD3,42 Miliar

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia hingga September 2023 mencatatkan surplus sebesar USD3,42 miliar atau meningkat 0,30 persen secara bulanan (mtm).

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, neraca perdagangan indonesia tercatat surplus selama 41 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Lebih lanjut, surplus neraca perdagangan ditopang oleh surplus neraca komoditas non migas tercatat surplus sebesar USD5,34 miliar. Disumbang oleh komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja.

Baca juga: Turun Terus, BPS Catat Nilai Ekspor RI Cuma Segini

“Surplus neraca perdagangan non migas September 2023 ini, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lalu. Namun, bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu masih lebih rendah,” kata Amailia dalam Rilis BPS, Senin 16 Oktober 2023.

Sedangkan, neraca perdagangan untuk komoditas migas menunjukan defisit sebesar USD1,92 miliar, utamanya komoditas penyumbang defisit yaitu minyak mentah dan hasil minyak.

“Defisit neraca perdagangan migas di September 2023 lebih tinggi dibandingkan bulan lalu, dan juga lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu,” ungkapnya.

Secara kumulatif, hingga September 2023 total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD27,75 miliar atau lebih rendah sekitar USD12,10 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Ia mengungkapkan, tiga negara dengan surplus neraca perdagangan nonmigas terbesar bagi Indonesia yaitu Amerika Serikat (AS) mencatatkan surplus sebesar USD1,2 miliar dengan perdagangan mesin dan perelngakapn elektrik dan bagiannya, lemak dan minyak hewan nabati, serta pakaian dan aksesorisnya.

Kemudian, India mengalami surplus sebesar USD1,1 miliar. Serta, Filipina mengalami surplus USD0,8 miliar.

Selain itu, untuk tiga negara yang mengalami defisit terbesar yaitu Australia defisit sebesar -USD0,4 miliar dengan komoditas utamanya serealia, bahan bakar mineral, serta bijih logam, terak, dan abu.

Selanjutnya, Thailand mengalami defisit sebesar USD0,3 miliar dan Brasil mengalami defisit sebesar USD0,2 miliar. (*)

Irawati

Recent Posts

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

2 hours ago

Donald Trump Isyaratkan Akhiri Konflik Gaza Sebelum Biden Lengser

Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More

17 hours ago

Allianz Catat Pertumbuhan GWP 10 Persen di November 2024, Segini Nilainya

Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More

18 hours ago

Stok Energi Primer Cukup, PLN Siap Pasok Listrik Andal Selama Nataru

Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More

18 hours ago

Kualitas Aset Membaik, KB Bank Targetkan Peningkatan NII hingga 2,3 Persen di 2025

Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More

18 hours ago

Dirut Bank Mandiri: Indonesia Berperan Vital dalam Perubahan Iklim Global

Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi… Read More

18 hours ago