Ilustrasi: Kegiatan ekspor impor barang/Istimewa
Jakarta—Neraca perdagangan Indonesia pada 2015 mencatatkan surplus sebesar US$7,52 miliar. angkanya membaik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang membukukan defisit sebesar US$1,88 miliar.
Bank Indonesia (BI) menyebut, perbaikan didorong oleh naiknya surplus neraca perdagangan nonmigas dan menurunnya defisit neraca perdagangan migas.
“Perbaikan neraca perdagangan tersebut semakin mendukung perbaikan kinerja transaksi berjalan Indonesia yang diperkirakan lebih baik dari tahun sebelumnya dan berada pada level yang lebih sehat,” ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara dalam keterangan resminya, Kamis, 21 Januari 2015.
Sebelumnya, Tirta mengungkapkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2015 mengalami defisit sebesar US$0,23 miliar dolar, atau lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatatkan defisit sebesar US$0,41 miliar. Perbaikan pada neraca perdagangan Desember 2015 tersebut, lanjutnya, didorong oleh surplusnya neraca perdagangan nonmigas. “Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas meningkat dari bulan sebelumnya,” tambahnya.
Sampai dengan Desember 2015, Neraca perdagangan nonmigas tercatat mengalami surplus sebesar US$0,27 miliar, setelah sebelumnya mengalami defisit sebesar US$0,27 miliar. Surplus neraca perdagangan nonmigas ini didorong oleh pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 10,12% (month to month/mtm), lebih tinggi dari pertumbuhan impor nonmigas yang sebesar 4,50% (mtm).
Pertumbuhan ekspor nonmigas terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati serta komoditas seperti pakaian jadi bukan rajutan; bijih, kerak dan abu logam; bubur kayu (pulp); serta timah. “Sedangkan pertumbuhan impor nonmigas didorong oleh naiknya impor komoditas mesin dan peralatan mekanik, besi dan baja, bahan kimia organik, kapal laut dan bangunan terapung, serta senjata/amunisi,” urainya.
Di sisi lain, neraca perdagangan migas Desember 2015 mencatatkan defisit sebesar US$0,50 miliar, lebih tinggi dari defisit pada November 2015 yang sebesar US$0,14 miliar. Neraca perdagangan migas tersebut mengalami tekanan akibat penurunan ekspor migas sebesar 13,20% (mtm). Pada saat yang sama, impor migas meningkat 9,61% (mtm).(*) Rezkiana Nisaputra
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More