Jakarta — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia hingga bulan Maret 2019, mengalami surplus sebesar US$540 juta.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPS Suhariyanto pada saat konfrensi pers mengani perkembangan indikator ekspor impor nasional. Menurutnya, hal tersebut terjadi lantaran menurunnya angka ekspor dan impor dalam setahun terakhir.
“Pada bulan Maret ini kita mengalami surplus US$540 juta, dimana ekspor tercatat turun 10,01 persen (YoY) sementara impor juga turun 6,76 persen (YoY),” kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS Jakarta, Senin, 15 April 2019.
Lebih rinci Suhariyanto menjelaskan, nilai ekspor hingga bulan Maret 2019 mencapai US$14,03 miliar sedangkan nilai impor mencapai US$13,49 miliar.
Suhariyanto menambahkan, berdasakan angka realisasi ekspor dan impor tersebut tercatat telah terjadi surplus dalam dua bulan berturut-turut yakni paa Februari 2019 surplus US$330 juta dan berlanut pada Maret 2019 surplus sebesar US$540 juta.
Dirinya berharap angka surplus tersebut dapat terus meingkat dengan upaya yang dilakukan pemerintah untuk dapat membatasi impor dan menunkan angka ekspor.
“Kita berharap pada bulan berikutnya neraca perdanganan kita bisa surplus dan pemerintah juga terus melakukan berbagai cara untuk mengendalikan impor,” tukas Suhariyanto. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More