Ilustrasi: Kegiatan ekspor impor barang/Istimewa
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan neraca perdagangan Indonesia secara akumulasi dari Januari hingga Oktober 2019 masih mengalami defisit US$1,79 miliar. Meski secara bulanan, pada Oktober 2019 neraca dagang tercatat surplus US$161 juta.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, kinerja perdagangan sepanjang tahun masih terlihat stagnan. Hal itu terlihat sejak bulan Mei yang akumulasi perdagangan cenderung beda tipis.
“Pergerakannya pada tahun 2019 ini neraca perdagangan kita cenderung flat. Berbeda jauh dengan situasi pada tahun 2018 dan 2017,” kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS Jakarta, Jumat 15 November 2019.
Lebih rinci lagi secara akumulasi memang kinerja ekspor pada Januari-Oktober 2019 hanya mencapai US$139,1 miliar sedangkan untuk nilai impor tembus US$140,9 miliar.
Sementara berdasarkan bulanan, pada Oktober 2019 nilai ekspor mencapai US$14,92 miliar atau naik 5,92 persen dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan untuk impor meningkat 3,57 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$14,77 miliar.
Ke depan, Suharyanto terus mengimbau pada Pemerintah agar mewaspadai berlanjutnya perlambatan ekonomi global. Hal tersebut dikhawatirkan berdampak pada kinerja ekspor Indonesia. (*)
Editor: Rezkiana Np
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More
Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More