Ekonomi dan Bisnis

Negara ini Sebabkan Permintaan Bahan Bakar Fosil Akan Menurun di 2030

Jakarta – Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA) Fatih Birol mengungkapkan bahwa puncak permintaan orang-orang terhadap bahan bakar fosil adalah pada 2030. Setelahnya, akan ada penurunan terhadap bahan bakar jenis tersebut.

Melansir CNBC pada Jumat, 27 Oktober 2023, Fatih mengungkapkan bahwa saat ini, tingginya permintaan terhadap bahan bakar fosil disebabkan karena Tiongkok. Negeri Tirai Bambu, menurut Fatih, telah mengubah lanskap permintaan energi global.

“Tiongkok mengubah sistem energi global dalam 10 tahun terakhir. Dan Tiongkok sendiri sedang berubah sekarang. Perekonomian Tiongkok sedang melambat dan melakukan penyeimbangan kembali dan restrukturisasi,” ujarnya.

Baca juga: Mayoritas Pendapatan Pertamina dari Energi Fosil, Apa Kabar Realisasi EBT?

Menurut analisis IEA, selain bahan bakar fosil, permintaan akan minyak, batu bara, dan gas alam akan mencapai puncaknya sebelum akhir dekade ini.

IEA menyebut pangsa bahan bakar fosil dalam pasokan energi dunia akan turun menjadi 73 persen pada tahun 2030. Menurut mereka, saat ini dunia “terjebak” dalam penggunaan energi tersebut selama beberapa dekade akibat tekanan energi global.

Masih berkaitan dengan Tiongkok, IEA melaporkan kalau Tiongkok menyumbang lebih dari 50 persen pertumbuhan permintaan energi global dan 85 persen peningkatan emisi CO2 sektor energi dalam dekade terakhir.

“Pada 2007, Perdana Menteri Tiongkok saat itu memperingatkan bahwa ‘masalah terbesar perekonomian Tiongkok adalah pertumbuhan yang tidak stabil, tidak seimbang, tidak terkoordinasi, dan tidak berkelanjutan’,” katanya.

“Penyeimbangan kembali ini dapat berdampak besar pada prospek sektor energi Tiongkok, dan mengingat besarnya Tiongkok, hal ini juga berdampak pada dunia,” lanjut Fatih.

Baca juga: Kendaraan Listrik Kurangi Ketergantungan Energi Fosil

Saat ini, perekonomian Tiongkok sudah beralih dari ketergantungan sebelumnya pada industri seperti produksi baja dan semen, serta kereta api dan infrastruktur. Dengan demikian, Permintaan Tiongkok akan bahan bakar fosil akan jauh lebih sedikit dibandingkan 10 tahun terakhir.

Fatih juga mengungkapkan kalau pendorong utama lain di balik puncak penggunaan bahan bakar fosil adalah energi bersih, termasuk meningkatnya popularitas mobil listrik dan semakin pentingnya energi terbarukan dalam pembangkitan listrik. (*) Adrianto Sukarso

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

9 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

9 hours ago

Wamen ESDM Dukung Adopsi Electrifying Lifestyle di Masyarakat

Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More

10 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

11 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

11 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

12 hours ago