Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus berinovasi dalam memberikan kemudahan dan kelancaran akses keuangan kepada masyarakat. Di antaranya mengalihkan transaksi konvensional menuju transaksi secara digital. Hal itu menjadi fokus Holding Ultra Mikro (UMi) yang dipimpin BRI bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian sejak terbentuk pada September 2021 lalu.
Oleh karena itu, BRI menyediakan layanan digital terintegrasi di antara Holding UMi melalui aplikasi SenyuM Mobile dan menghadirkan lebih dari 1.000 co-location Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM) di seluruh Indonesia. Dampaknya signifikan yakni hingga kuartal I 2023 atau tiga bulan pertama tahun ini, sebanyak lebih dari 7 juta rekening nasabah UMi sudah bisa mencairkan pinjaman secara virtual atau cashless (cashless disbursement).
Wakil Direktur BRI Catur Budi Harto mengatakan, milestone ini sejalan dengan target memperluas jangkauan layanan untuk nasabah dan membangun ekosistem cashless. Nantinya, ini akan mengarah pada penguatan produk portofolio dan mengoptimalkan program pemberdayaan.
“Untuk memperkuat inklusi keuangan, Holding UMi pun telah mengembangkan aplikasi SenyuM Mobile. Aplikasi ini dimanfaatkan oleh tenaga pemasar sebagai platform digital sales terintegrasi yang memungkinkan joint acquisition bagi 3 entitas untuk berbagai produk layanan,” ungkap Catur dalam keterangan resmi, Selasa, 6 Juni 2023.
Lebih lanjut, sejauh ini BRI juga sudah mendukung transaksi digital di antara Holding UMi dengan menyediakan 90.000 ribu agen Mekaar BRILink. Dengan implementasi digitalisasi yang telah dinikmati 700.000 lebih agen dan nasabah melalui aplikasi SenyuM Mobile, diiringi dengan semakin banyaknya agen, pertumbuhan jumlah akuisisi nasabah BRI, maupun Pegadaian, dan PNM semakin signifikan.
Hal tersebut digambarkan pada data sepanjang kuartal I tahun 2023 yang mana peningkatan Loan Composition (outstanding) tumbuh 11,2% year on year (yoy) menjadi Rp563,4 triliun dari Rp506,7 triliun pada periode yang sama 2022 lalu. Sejak akhir 2022 lalu, penambahan jumlah outstanding di antara BRI-Pegadaian-PNM sebanyak Rp12,1 triliun.
Pertumbuhan juga terjadi dari jumlah nasabah (borrowers) Holding Ultra Mikro yang mana telah mencapai 36 juta, atau meningkat sebesar 12,5% secara tahunan. Dari jumlah tersebut terdapat potensi sebanyak 34 juta data terintegrasi yang dimiliki Holding Ultra Mikro, nantinya ini bisa menjadi pipeline untuk cross selling referral lintas produk ke depannya, hingga nantinya pertumbuhan dapat berlanjut (suistainable).
“Hal ini menjadi pencapaian yang luar biasa. Hal ini juga menjadi hasil kolaborasi dan kerja keras ketiga entitas holding dalam rangka membangun ekosistem ultra mikro yang kuat. Tujuannya tidak lain untuk memperkokoh perekonomian nasional melalui pemerataan dan pembangunan ekonomi dari segmen usaha grass root,” pungkas Catur. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More