Jakarta – PT Bank Permata Tbk (PermataBank) menutup tahun 2022 dengan pencapaian kinerja yang solid. Meskipun dihadapkan dengan pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan upaya pemulihan ekonomi Indonesia, PermataBank mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp2 triliun atau tumbuh 64% (yoy). Pertumbuhan laba bersih ini dikontribusi dari pendapatan operasional sebesar Rp11,5 triliun atau tumbuh sebesar 13,2% yoy didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 14,4% yoy.
Direktur Utama PermataBank Meliza M. Rusli mengatakan, tahun 2022 perseroan terus memanfaatkan momentum-momentum yang memperkuat posisi PermataBank sebagai salah satu bank terdepan di Indonesia. Sinergi dan dukungan berkesinambungan dari pemegang saham pengendali, Bangkok Bank PCL, telah mempertahankan posisi PermataBank dalam jajaran 10 bank komersial terbesar di Indonesia. Bank terus menjaga momentum pertumbuhan aset dan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko kredit serta memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit.
“Selain itu, pencapaian dalam ranah digital, penerapan teknologi blockchain, dukungan terhadap presidensi G20 melalui aktivitas B20, dan produk serta layanan yang terintegrasi memberikan dorongan bagi PermataBank untuk terus memberikan yang terbaik bagi pemangku kepentingan kami. Dalam 20 tahun perjalanan di kancah perbankan Indonesia, kami akan terus berkomitmen melayani nasabah dan menjadi universal bank dalam menyediakan produk dan layanan bagi berbagai segmen lintas generasi,” kata Meliza, Kamis, 23 Februari 2023.
PermataBank mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 8,8% yoy menjadi sebesar Rp255,1 triliun. Seiring dengan pemulihan ekonomi nasional, dukungan Bank dalam penyaluran kredit kepada masyarakat tumbuh 8,7% yoy menjadi sebesar Rp136,3 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit Korporasi dan KPR masing-masing sebesar 10,3% dan 12,6%.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah meningkat sebesar 8,8% yoy menjadi Rp 195,6 triliun, terutama dikontribusi dari pertumbuhan giro dan tabungan sebesar 16,8% yoy sejalan dengan strategi Bank untuk memfokuskan pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang di tengah-tengah tren kenaikan suku bunga pasar. Biaya dana yang efisien akan memperkuat posisi Bank dalam menyalurkan kredit perbankan dengan suku bunga yang bersaing. Sejalan dengan hal ini, rasio CASA Bank meningkat menjadi 58%, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar 54%.
Bank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan mengingat perlambatan ekonomi global yang disertai dengan peningkatan suku bunga global dan secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap risiko kredit inheren. Rasio NPL gross di akhir bulan Desember 2022 terjaga pada level 3,1% membaik dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2%.
Rasio NPL net yang mencerminkan prudensi dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,4% dibandingkan dengan 0,7% di akhir Desember 2021 lalu, dimana rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 240%. Bank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset. Sejalan dengan penurunan rasio NPL, rasio Loan at Risk (LAR) juga mengalami perbaikan yang cukup signifikan dari 14,6% di tahun 2021 menjadi 10,9% per akhir tahun 2022.
Bank terus menjaga dan melanjutkan perbaikan kualitas asset, meskipun telah menambahkan pencadangan kerugian kredit (bersih) sebesar Rp2,4 triliun selama tahun 2022 untuk memastikan kecukupan pencadangan terkait kondisi perekonomian domestik dan global yang diperkirakan masih mengalami tantangan yang cukup signifikan di tahun 2023. Lebih lanjut, ditengah kenaikan inflasi akibat kenaikan harga pangan dan bahan bakar, PermataBank berhasil mempertahankan rasio CIR stabil pada level sekitar 55%.
Rasio permodalan Bank adalah salah satu yang terkuat di antara 10 besar Bank Komersial, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 34,2% dan 25,7%, dimana hal ini menjadi modal bagi Bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik.
Dalam memperluas segmen dan memperdalam hubungan dengan pelanggan, sebagai bagian dari Bangkok Bank Group dan melalui jaringan internasional, keahlian serta skala pemegang saham, PermataBank terus memperluas ekosistem partner Bank serta membangun sinergi dengan Bangkok Bank melalui keahlian dan dukungan mereka di perbankan korporasi, serta inisiatif lintas negara. (*) Ayu Utami
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More