Jakarta – PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatatkan pertumbuhan laba bersih setelah pajak sebesar 16% menjadi Rp3,10 triliun pada 2022 dari Rp2,67 triliun di tahun sebelumnya.
Kemudian, total kredit yang disalurkan Bank BTPN mengalami peningkatan sebesar 8% ke posisi Rp146,12 triliun per akhir Desember 2022, dari Rp135,60 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, Bank BTPN juga berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross non-performing loan (NPL) yang berada di level 1,43% akhir 2022, turun dibandingkan dengan 1,68% pada periode yang sama tahun lalu dan lebih rendah dibanding rata-rata industri perbankan yang tercatat sebesar 2,44% pada akhir Desember 2022.
Direktur Keuangan Hanna Tantani, mengatakan bahwa, kenaikan laba bersih tersebut didukung oleh peningkatan pendapatan operasional dan penurunan biaya kredit, dimana pendapatan operasional naik 4% menjadi Rp13,69 triliun, sementara biaya kredit turun 13% menjadi Rp1,84 triliun.
“Pertumbuhan pendapatan operasional didorong oleh naiknya pendapatan bunga bersih sebesar 5% menjadi Rp11,68 triliun dan peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar 3% menjadi Rp2,01 triliun tahun lalu,” ucap Hanna di Jakarta, 28 Februari 2023.
Hal tersebut sejalan dengan peningkatan permintaan atas pembiayaan syariah dan kredit di segmen korporasi dimana masing-masing meningkat sebesar 10% dan 13%.
Namun, beban bunga mengalami peningkatan sebesar 17% menjadi Rp4,22 triliun sepanjang 2022, terutama dalam komponen beban bunga dalam mata uang asing sebagai dampak dari kenaikan US federal rate.
Di samping itu, Bank BTPN juga membukukan peningkatan aset sebesar 9% menjadi Rp209,17 triliun per akhir 2022 atau tumbuh dari Rp191,92 triliun pada akhir tahun 2021.
Untuk dana pihak ketiga (DPK) Bank BTPN tercatat meningkat sebesar 5% menjadi Rp114,87 triliun pada akhir 2022. Pertumbuhan DPK disumbang oleh saldo CASA yang meningkat sebesar 6% menjadi Rp40,16 triliun dan time deposit yang naik 4% menjadi Rp74,70 triliun pada 2022, meskipun rasio CASA sedikit meningkat dari 34,6% menjadi 35,0%.
Bank BTPN juga berhasil menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 229,3% dan net stable funding ratio (NSFR) 133,7% pada posisi 31 Desember 2022 dan perusahaan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 27,3%.
“Seluruh pencapaian ini merupakan hasil dari kinerja solid dari insan Bank BTPN dalam memberikan layanan terbaik bagi setiap nasabah dan mendampingi nasabah di berbagai kondisi,” imbuhnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More