Jakarta – PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (Batavia Finance) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp74,85 miliar pada 2019. Pencapaian tersebut tumbuh 10,05% secara tahunan (year on year/yoy) ketimbang perolehan tahun 2018 sebesar Rp68,02 miliar.
Raihan laba tersebut setara 96,6% dari target yang ditetapkan perseroan. Perolehan laba ditopang oleh pendapatan perseroan yang naik tipis 0,16% dari Rp430,24 miliar menjadi Rp430,92 miliar. Di lain sisi, total beban usaha berhasil ditekan turun 3,71% dari Rp346,22 miliar menjadi Rp333,83 miliar.
“Kenaikan signifikan dari sisi laba kami dapatkan karena kami efisien. Pada tahun 2018 kami beberapa kali melakukan right issue untuk membesar modal. Kemudian ada penerbitan obligasi. Jadi funding-nya kami diversifikasi sehingga dari sisi cost of fund menjadi lebih murah. Itu di luar upaya efisiensi-efisieni lain yang kami lakukan,” papar Markus Dinarto Pranoto, Presiden Direktur Batavia Finance dalam virtual public expose Batavia Finance, Senin, 18 Mei 2020.
Sepanjang tahun 2019, Batavia Finance menyalurkan total pembiayaan sebesar RP1,50 triliun. Jumlah tersebut sedikit diatas target yang dicanangkan dalam RKAP perseroan, yakni sebesar Rp1,46 triliun. Menutup tahun 2019, Batavia Finance mencatatkan total aset sebesar Rp1,82 triliun atau terkoreksi tipis dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp1,82 triliun.
Tahun ini, kata dia, sebelumnya perseroan menargetkan pembiayaan sebesar Rp1,54 triliun. Adapun target jumlah kendaraan yang dibiayai sebanyak 17.853 unit. Sedangkan target laba diproyeksikan sebesar Rp89,9 miliar. Namun melihat dampak yang disebabkan pandemi Covid-19, Batavia Finance kemungkinan besar akan melakukan revisi target. Perhitungannya akan dilakukan setelah masa PSBB berakhir
“Tapi yang pasti, Batavia Finance sampai saat ini belum mempunyai rencana melakukan restrukturisasi pinjaman bank. Cash kami masih kuat,” tegas Markus. (*) Ari Astriawa
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More