Jakarta – Dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian nasional masih terus berlanjut. Akibatnya, kinerja sejumlah perusahaan di dalam negeri pun menurun tajam. PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) mengaku, induk perusahaannya yakni Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) sudah menyiapkan sokongan likuiditas berupa standby facility sebagai sumber pendanaan.
Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan, fasilitas pendanaan yang disiapkan dari perusahaan induk tersebut guna mengantisipasi perlambatan perekonomian yang terjadi akibat dampak pandemi Covid-19. Sehingga, dengan demikian, sokongan dana yang diberikan tersebut akan menjaga likuiditas Adira Finance di pasar industri perusahaan pembiayaan (multifinance).
“Kita ini mengalami penurunan bisnis, tapi dari sisi daya tahan, kita cukup kuat. Dari segi likuiditas, kita didukung dari Danamon, dan juga induk kami yakni MUFG. Ada standby dana sekitar Rp4 triliun jika memang dibutuhkan,” ujar Hafid Hadeli dalam press conference kinerja Adira Finance yang digelar virtual di Jakarta, Selasa, 3 November 2020.
Sementara itu, Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila pun menyampaikan, bahwa sejauh ini kondisi likuiditas di Adira Finance masih mencukupi. Hal ini sejalan dengan langkah perseroan yang sudah melakukan diversifikasi pendanaan. Untuk pendanaan dari surat utang, Adira Finance telah menerbitkan Obligasi PUB V dan Sukuk Mudharabah IV Tahun 2020 senilai Rp1,5 triliun pada Juli 2020 lalu.
“Likuiditas kita sangat bagus. Kita berhasil himpun dana hampir Rp4,5 triliun. Obligasi pertengahan tahun Rp1,5 triliun. Likuiditas kita sangat kuat. Kita antisipasi krisis ini sejak pertengahan tahun. Pinjaman dari induk kami dari Jepang standby danahampir Rp4 triliun . Likuiditas adalah cash and the king,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, dana yang disiapkan oleh MUFG akan dipergunakan sebagai dana darurat, jikalau dampak pandemi Covid-19 berkepanjangan. I Dewa Made Susila mengakui, bahwa dana tersebut awalnya akan digunakan perusahaan sebagai dampak dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Maret 2020 lalu. Saat itu, kekhawatiran pasar sangatlah tinggi.
“Kredit yangg disipakan dari MUFG waktu mula-mulanya PSBB kita sempat khawatir akan likuiditas di market. Tapi ternyata marketnya likuiditasnya gak terlalu ketat. Sehingga dana Rp4 triliun itu akan menjadi standby. Akan menjadi dana emergency,” paparnya.
Di tengah pandemi saat ini, perusahaan mengaku akan menjadi lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan baru untuk menjaga kualitas aset. Namun demikian, Adira Finance akan mengutamakan debitur-debitur lama dalam menyalurkan pembiayaannya. Hal ini untuk menjaga NPL perusahaan. Di kuartal III-2020 perusahaan telah menjaga NPL berada di level 1,8% dibandingkan kuartal II-2020 sebesar 3,1%.
Perusahaan juga memberikan bantuan kepada konsumen yang terkena dampak langsung Pandemi Covid-19 berupa program restrukturisasi kredit sesuai dengan arahan regulator. Hingga 30 September 2020, Adira Finance telah memberikan program restrukturisasi kepada konsumen sebanyak 812 ribu kontrak atau senilai Rp18,6 triliun. Meski demikian, jumlah nilai restrukturisasi sudah mulai melambat sejak Juli 2020. (*)
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More
Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyatakan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang… Read More
Jakarta - Zurich Topas Life berhasil mencatat kinerja yang solid hingga September 2024, dengan kontribusi… Read More
Jakarta - Fenomena judi online (judol) di Indonesia kian marak, ditandai dengan lonjakan transaksi hingga… Read More