Jakarta–Propsek ekonomi Tiongkok memburuk, kendati Shanghai Composite Index tercatat menguat lebih dari 4% pada Rabu, 2 Maret 2016 kemarin. Lembaga pemeringkat AS, Moody’s, akhirnya memangkas prospek Tiongkok dari “stabil” menjadi “negatif”.
Moody’s menyatakan bahwa Tiongkok memerlukan sejumlah reformasi untuk menghindari penurunan lebih lanjut. Perubahan prospek ini didasari oleh prediksi bahwa kekuatan fiskal Beijing akan terus melemah. Ini adalah berita yang tidak menggembirakan bagi masyarakat Tiongkok mengingat penurunan ini diumumkan tak lama setelah rilis data baru yang menampilkan bahwa ekonomi Tiongkok masih terus merosot.
Jameel Ahmad, Chief Market Analyst FXTM menduga bahwa perubahan prospek Moody’s ini kemungkinan dilandasi oleh berkembangnya kekhawatiran global tentang Tiongkok terkait jumlah cadangan valas dan arus keluar modal yang terus menurun.(*)
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More