Internasional

Moodys Pangkas Peringkat Kredit Sejumlah Bank Jumbo AS, Ini Alasannya

Jakarta – Lembaga pemeringkat, Moodys memangkas peringkat risiko kredit jangka panjang sejumlah bank jumbo Amerika Serikat (AS), termasuk Bank of America Corp. dan JPMorgan Chase & Co.

Dinukil Bloomberg, Selasa (20/5), pemangkasan peringkat risiko kredit jangka panjang satu tingkat menjadi “Aai” ini, sejalan dengan melemahnya kemapuan pemerintah federal dalam memberikan dukungan terhadaplembaga-lembaga keuangan besar tersebut.

Selain itu, Moody’s juga turut memangkas peringkat risiko rekanan jangka panjang milik beberapa unit Bank of America, Bank of New York (BNY), State Street Corp. dan Wells Fargo yang kini berada di level Aa2.

Baca juga : KB Bank Syariah Pertahankan Peringkat AAA Outlook Stabil dari Fitch Ratings

“Penurunan peringkat satu tingkat ini mencerminkan peningkatan selama lebih dari satu dekade dalam rasio pembayaran utang dan bunga pemerintah ke tingkat yang jauh lebih tinggi daripada negara-negara berperingkat serupa,” tulis keterangan resmi Moodys, Jumat (16/5).

Tak hanya itu, pemerintahan federal dan Kongres AS berturut-turut telah gagal menyepakati langkah-langkah untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan meningkatnya biaya bunga. 

Seperti diketahui, lembaga pemeringkat yang berbasis di AS ini menyusul langkah lembaga lainnya seperti Fitch Ratings dan S&P Global Ratings yang menurunkan peringkat AS menjadi Aa1, dari peringkat teratas Aaa. Sebelumnya, Moodys pernah memangkas peringkat AS tahun lalu akibat prospek ekonomi yang lebih suram.

Baca juga : Bos OJK: Peringkat Fitch Bukti Kepercayaan Global Terhadap Ekonomi RI

Sebagai informasi, defisit anggaran AS telah mendekat USD2 triliun, lebih besar 6 persen dari produk domestik bruto (PDB). Adapun, efek perang tarif antara AS-China akan turut meningkatkan defisit karena belanja pemerintah biasanya akan meningkat saat aktivitas yang melambat.

Sementara, Juru Bicara Presiden Donald Trump Steven Cheung mengkritik pemangkasan peringkat yang dilakukan Moodys, dengan menyinggung Ekonom dari Moodys Analytics di sebuah unggahan akun X.

“Tidak seorang pun menganggap serius analisis-nya. Dia telah terbukti salah berkali-kali,” tulis Cheung. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

12 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

18 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

19 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

20 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

21 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago