Jakarta – Setahun sudah sidang pidana terus terkatung-katung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sidang dengan terkait dugaan pemalsuan dokumen untuk klaim asuransi kembali tak bisa menghadirkan terdakwa Alvin Lim (AL).
Dalam persidangan Hakim Ketua Toto Ridarto membuka persidangan dengan menerima selembar surat keterangan sakit sederhana. Dalam isi suratnya hanya berdasarkan keterangan klinik Prambanan tertulis dengan alamat Jalan Prambanan Raya No.115, Tangerang.
“Surat yang selalu dikirim tak pernah jelas, dan tak pernah memberitahukan apa-apa terkait, terdakwa sakit apa, dimana, rumah sakit mana, enggak jelas ini,“ tanya Hakim Toto dalam keterangannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 30 Oktober 2019.
Dalam persidangan, Hakim Toto ikut menghadirkan si pengantar surat di ruang sidang. Tim Jaksa Penuntut Umum pun memberi alasan tak bisa menghadirkan terdakwa pada alamat yang tertera di Bukti Acara Perkara (BAP).
“Kami tidak menemukan AL. Bahkan menurut tetangga di salah satu alamat, AL sudah pindah setahun lalu. Kantor hukumnya pun sudah kosong,“ tutur Jaksa Boby.
Hakim pun menutup sidang dengan mempertanyakan agenda Jaksa pada minggu depan. JPU akan kembali menghadirkan terdakwa AL? “Untuk kepastian hukum, kami mohon sidang dilanjutkan dan kami akan kembali berusaha menghadirkan AL,“ kata tim JPU.
Usai persidangan, Jaksa Boby mengungkapkan laporan dari penyidik Polda Metro Jaya kalau terdakwa AL kerap hadir di markas kepolisian.
“Kalau hari ini sidang AL selesai, besoknya ini dia mejeng di polda. Dia mau nunjukin nih aku bisa lolos. Sempat juga ada penyidik polda laporan kasih tau. Bro ini dia nantangin apa gimana nih ngopi-ngopi di polda nih,“ ucapnya.
Padahal, kata dia, terdakwa AL sudah disidangkan sejak tahun 2018. Dia membeberkan dugaan latarbelakang terdakwa sebagai pengacara biasa berkutat dibidang hukum memudahkan dugaan kejahatannya melalui trik-trik asuransi supaya klaim asuransi tetap memenuhi persyaratan.
“Yaa orang asuransi terpaksa ngasih, padahal orang asuransi menduga keras ini fraud atau dibuat-buat itu kesakitannya, tapi ya beneran sakit itu gimana dibuat sedemikian rupa hingga terdiagnosa sakit,“ papar Boby.
Terakhir, kata Jaksa, sidang pengadilan ini hanya bukan sekedar hukum, tapi akan berpengaruh ke industri asuransi.
“Ketakutan investor, atau pemegang saham, atau masyarakat yang menanamkan modal di perusahaan asuransi, untuk memindahkan ke ekonomi yang lain, ini mengancam industri asuransi sebenarnya. Begitu cara mereka memporak-porandakan industri asuransi,“ tutur Boby. (*)
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (23/12) ditutup… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta – Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menanggapi soal isu yang beredar mengenai penyesuaian Pajak… Read More