News Update

Modus “Ali Baba” Marak, Mengapa Bos Kresna Life Masih Dikasih “Karpet Merah”?

Jakarta – Pengamat Hukum Denny Indrayana mengungkapkan, kejahatan korporasi dengan modus ultimate beneficial owner atau penerima manfaat terakhir masih marak terjadi di sektor keuangan. Salah satunya terjadi dalam kasus bos Kresna Life, Michael Steven.

“Kalau dalam bahasa yang populer disebut dengan modus Ali Baba. Ali yang diletakan di depan sebenarnya dan Baba yang kemudian mengendalikan,” kata Denny dalam InfobankTalknews “Membongkar Kejahatan Koorporasi di Sektor Keuangan”, Rabu, 24 Juli 2024.

Ia mengatakan, modus Ali Baba atau ultimate beneficial owner sejatinya adalah pemilik manfaat yang acap kali menjadi tirai bagi seseorang untuk berlindung atas kejahatan yang dilakukannya di bidang keuangan. 

Di mana, kata Denny, mereka sulit tersentuh karena melakukan kejahatan secara tidak langsung dan sulit untuk terjangkau melalui subjek sebagaimana diatur dalam undang-undang. 

Baca juga : Kemenangan Kresna Life Preseden Buruk, Nasib Pemegang Polis Makin Tidak Jelas?

“Kita bisa melihat dalam pemberitaan di mana ada office boy jadi direktur, sopir jadi direktur utama atau ada orang-orang yang dijadikan wayang, sedangkan dalangnya ada di belakang,” bebernya.

Menurutnya, pemilik manfaat inilah modus yang sering dilakukan dalam tindak pidana di sektor keuangan.  Di mana, orang yang sebenarnya mengendalikan sangat bisa jadi tidak muncul dalam dokumen-dokumen, tetapi mereka menerima manfaat keuntungan.

“Jadi modus Ali Baba itu adalah orang yang dapat mengontrol dan menerima keuntungan dari korporasi baik langsung maupun tidak langsung. Selain itu, pemilik manfaat dapat juga berupa pemilik sebenarnya dari dana korporasi atau saham korporasi,” katanya.

Dalam kasus Kresna Life, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memastikan bahwa Michael Steven sebagai ultimate beneficial owner (pemilik manfaat terakhir) PT Kresna Asset Management.

Berdasarkan hasil pemeriksaan OJK, Michael terbukti sebagai ultimate beneficial owner, walaupun namanya tidak tercantum dalam anggaran dasar. Michael juga melakukan serangkaian intervensi atas kontrak pengelolaan dana Kresna Asset Management demi kepentingan grup Kresna, sehingga merugikan konsumen.

“Memang beneficial owner-kan mereka tidak mau muncul namanya supaya mereka kalau melakukan kejahatan tidak terdeteksi atau tidak bisa ditangkap. Yang ditangkap nanti namanya di situ, sopir, orang nggak jelas atau office boy,” terang Denny.

Baca juga : Terungkap! Begini Modus Kejahatan Bos Kresna Group yang Rugikan Nasabah OJK

Di kesempatan yang sama, Pemimpin Redaksi Media Group Infobank Eko B. Supriyanto mengatakan, kejahatan sektor korporasi harus menjadi perhatian penting oleh aparat dan penegak hukum di Tanah Air. Menurutnya, untuk mencegahnya OJK menerapkan “daftar orang rusak” yang lebih teliti.

“Jangan memberikan karpet merah bagi mereka yang sudah melakukan kejahatan untuk melakukan upaya hukum,” tegasnya.

Sebagai catatan, pada (11/9/2023), pemilik Grup Kresna Michael Steven ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri atas perkara yang menyangkut PT Kresna Sekuritas, seperti diberitakan CNBC pada 13 September 2023.

Di luar batas kewajaran, meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, MS masih dapat memenangkan gugatan terhadap OJK dalam tiga kasus di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. (*)

Editor : Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

11 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

11 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

11 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

13 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

13 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

16 hours ago