Jakarta – Grup Modalku resmi mengumumkan penandatanganan fasilitas kredit senilai USD50 juta atau sekitar Rp737 miliar dengan HSBC Singapura. Hal ini merupakan bagian dari strategi untuk terus memperluas jangkauan perusahaan dalam mendukung UMKM berpotensi yang belum terlayani secara optimal.
Pinjaman komersial di Asia Pasifik diproyeksikan memiliki potensi pertumbuhan sebesar 16,5%, dengan menghasilkan pendapatan lebih dari US$7 triliun atau sekitar Rp103 kuadriliun pada tahun 2028, yakni sekitar 25% dari jumlah pasar global sebesar US$27,4 triliun atau sekitar Rp406 kuadriliun.
Secara umum, pinjaman UMKM masih kurang terlayani dan tidak memiliki kecepatan transformasi digital yang sama dengan pinjaman ritel. Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp37,9 triliun kepada lebih dari 5,1 juta transaksi pendanaan UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Melalui fasilitas kredit ini, pendana institusi terkait dapat menyalurkan dana melalui berbagai solusi pembiayaan yang disesuaikan di seluruh segmen UMKM di lima negara Grup Modalku beroperasi.
“Kami merasa terhormat menerima fasilitas yang cukup besar dari bank global seperti HSBC. Kolaborasi ini merupakan tonggak penting bagi kami dan merupakan pembuktian riwayat kredit kami selama pandemi covid-19. Harapannya dengan adanya wawasan baru dari HSBC, kapabilitas global, serta pendekatan yang terukur, semakin melengkapi kami,” ujar Reynold Wijaya, Co-Founder & CEO Modalku dalam keterangan resminya, Senin, 22 Agustus 2022.
Lebih lanjut, Reynold mengatakan, untuk memajukan perkembangan bisnis UMKM yang memiliki keterbatasan dalam mendapatkan akses pendanaan. Modalku sangat mengapresiasi kepercayaan yang telah diberikan oleh HSBC atas kolaborasi yang dijalankan saat ini.
Bisnis di Asia Tenggara didominasi oleh UMKM, dengan persentase sebesar 97% dengan nilai PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar 40% di seluruh wilayah. Menurut pandangan dari YCP Solidiance, Indonesia memiliki pertumbuhan dan nilai ekonomi internet tertinggi dengan kontribusi PDB terbesar yang dihasilkan oleh UMKM sebesar 61%.
Dengan adanya kerja sama ini, HSBC dapat memperluas pasar global melalui segmen UMKM berpotensi yang belum terlayani secara optimal di seluruh kawasan. Kemudian, HSBC akan berperan sebagai structuring bank, pendana, fasilitas dan agen keamanan dalam memberikan solusi pembiayaan yang fleksibel, terukur, dan semi-regional untuk mendukung ekspansi bisnis Grup Modalku di wilayah tersebut.
“Sebagai platform pendanaan digital UMKM terkemuka, Grup Modalku memainkan peran penting dalam berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi baru di Asia Tenggara dengan mendorong inklusi keuangan yang lebih luas dan mendukung perusahaan lokal yang merupakan bagian dari fondasi ekonomi. Kami sangat senang dapat mendukung Grup Modalku dalam memperluas jangkauan bisnisnya untuk mendukung UMKM berpotensi di wilayah mereka,” kata Regina Lee, Head of Commercial Banking HSBC Singapore.
Sebagai informasi, sebelum adanya kolaborasi dengan Bank HSBC, baru-baru ini Grup Modalku melakukan akuisisi platform pembayaran digital regional CardUp (menunggu persetujuan regulator), sebagai bagian dari serangkaian upaya untuk diversifikasi layanan di luar pinjaman. Selain itu, pada bulan Februari 2022, Grup Modalku juga memperoleh pendanaan ekuitas Seri C+ senilai US$144 Juta. Adapun, Grup Modalku juga berinvestasi terhadap Bank Index di Indonesia, dan melakukan ekspansi pasar yang kelima di Vietnam. (*) Irawati
Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara terkait isu serangan ransomware terhadap… Read More
Jakarta– Di Industri musik Tanah Air, nama Fajar Satritama sudah tidak asing terdengar. Ia dikenal… Read More
Jakarta - Mahkamah Agung (MA) telah mengeluarkan putusan kasasi yang diajukan PT Sri Rejeki Isman… Read More
Jakarta - Setelah didera kerugian selama empat tahun berturut-turut, KB Bukopin Finance (KBBF) mulai bangkit… Read More
Jakarta - Stasiun Whoosh Karawang akan resmi melayani penumpang mulai 24 Desember 2024. Pembukaan ini… Read More
Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan aturan mengenai revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA)… Read More