Moneter dan Fiskal

Misbakhun ke Purbaya di Raker Perdana: Jangan Jadi Bayangan Menkeu Sebelumnya

Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menghadiri rapat kerja perdananya bersama Komisi XI DPR RI, Rabu, 10 September 2025. Namun, alih-alih pujian, rapat ini justru diwarnai sindiran dari Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun.

Dalam forum itu, Misbakhun berkelakar belum melihat karakter asli Purbaya. Ia mengingatkan agar Purbaya tidak sekadar menjadi bayangan menteri keuangan sebelumnya, melainkan tampil dengan gagasan otentik sesuai kapasitasnya sebagai ekonom berpengalaman.

“Di paparan ini saya belum ketemu Purbaya, Pak. I’m not found the real Purbaya. Bapak harus menemukan, Bapak harus membuat sebuah frame besar, seorang Purbaya menerjemahkan visi misinya Presiden Prabowo di ekonomi, dalam fiscal policy, dalam sebuah desain besar APBN,” seloroh Misbakhun.

Baca juga: Minta Maaf Salah Omong, Menkeu Purbaya: Ke Depan Akan Lebih Baik

Meski begitu, Misbakhun memahami bahwa jabatan yang baru diemban Purbaya selama tiga hari membuatnya harus langsung melakukan pemaparan terkait rencana kerja dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), ibarat langsung ‘freestyle jumping’.

Misbakhun lantas mendorong Purbaya agar segera menyiapkan desain besar APBN untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen sekaligus keluar dari jebakan defisit.

“Dengan instrumen kekuasaan Bapak diberikan oleh kemenangan undang-undang di P2SK bahwa adalah konsolidator dan koordinator di KSSK. Instrumen kekuasaan itu ada di tangan Bapak, In your shoulder. Saya ingin dalam perjalanan waktu ke depan, desain ekonomi, desain besarnya itu akan seberapa framework Bapak? Mewujudkan itu,” imbuhnya.

Dibandingkan dengan Negara Tetangga

Misbakhun juga menyoroti stagnasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5 persen. Ia membandingkan dengan Vietnam dan Filipina yang mampu tumbuh lebih dari 5 persen.

“Tetangga kita, Vietnam bisa lebih dari 5 persen, Filipina bisa lebih dari 5 persen, terus kemudian isu, di luar isu surat utang menutup defisit itu, kita ada isu yang tidak kalah pentingnya, kenapa tingkat suku bunga negara selevel Indonesia, itu tingkat suku bunganya masih di kisaran 6-7 persen? Dan itu kan memberikan tekanan di ruang fiskal yang tersendiri terhadap biaya bunga,” pungkasnya.

Baca juga: Menkeu Purbaya Beberkan Biang Kerok Krismon 97-98, Tak Boleh Terulang Lagi!

Selain stagnasi ekonomi, Misbakhun mengingatkan bahwa APBN dibebani pembayaran bunga utang hingga Rp800 triliun dalam satu tahun. Karena itu, ia meminta agar dalam rapat-rapat selanjutnya, Purbaya sudah menyiapkan strategi konkret pengelolaan keuangan negara. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

13 mins ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

1 hour ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

2 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

3 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

3 hours ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

4 hours ago