Ilustrasi: Penyaluran kredit perbankan. (Foto: istimewa)
Poin Penting
Jakarta – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai target kredit perbankan di level 11 persen pada tahun depan cukup realistis.
Head of Research and Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menyebut pertumbuhan kredit tersebut utamanya akan didorong oleh pemangkasan suku bunga sebanyak 50 basis poin (bps) di semester I 2026.
“Sebenarnya dengan penurunan suku bunga yang sudah cukup agresif, 150 bps dan kemungkinan BI akan lebih front load untuk menurunkan suku bunga di semester I (2026), 50 bps lagi, dan ini juga saya rasa akan sangat mencukupi ya, untuk mendorong pertumbuhan kredit di double digit ya,” ucap Rully dalam Media Day di Jakarta, 4 Desember 2025.
Baca juga: Bank Mandiri Beberkan Alasan Kredit Masih Lesu Meski Likuiditas Membaik
Sementara hingga akhir 2025, Rully memproyeksikan kredit perbankan mampu tumbuh 8-8,1 persen, dengan rasio non-performing loan (NPL) yang cenderung stabil meski lebih tinggi dari periode sebelumnya.
“NPL juga cenderung lebih stabil dalam beberapa bulan terakhir meskipun relatif lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya, overall kita expect sebenarnya mendekati 2 persen, NPL cukup baik,” imbuhnya.
Lebih jauh menurut Rully, realisasi pertumbuhan kredit 7,7 persen di September 2025, diharapkan mampu mendorong kredit akhir tahun ke level 8 persen. Pertumbuhan tersebut juga akan didongkrak oleh momen liburan dan tahun baru pada dua bulan terakhir di 2025.
“Mungkin akan ada tambahan sekitar Rp76 triliun lagi dari pemerintah, itu kita expect sebenarnya dari pertumbuhan kreditnya itu akan bisa mendekati atau mungkin sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan targetnya, target Bank Indonesia itu ada 8 persen,” ujar Rully.
Baca juga: Komisi XI DPR RI Setujui Peningkatan Minimum Free Float Saham 10-15 Persen
Mirae Asset merekomendasikan perusahaan tercatat di sektor perbankan yang patut menjadi incaran para investor, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
“Saham big caps ya kalau dari kita. Kalau dari sisi kualitasnya itu lebih ke BBCA sama mungkin BMRI ya, karena kalau dari BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk), kita khawatirkan itu masih ada potensi NPL yang tinggi di UMKM dan mikro,” tutupnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More
Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More
Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More
Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More
Poin Penting Pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh dua digit pada 2025–2026, masing-masing menjadi Rp709,6 triliun… Read More
Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,27% ke level 8.663, dengan mayoritas saham berada di zona… Read More