Perbankan dan Keuangan

Minimnya Habitat Membaca Konsumen jadi Peluang Investasi Bodong

Jakarta – Belakangan, kasus investasi bodong di Tanah Air kian masif, bahkan jumlahnya tak sedikit. Penipuan ini tidak terlepas dari literasi keuangan masyarakat Indonesia yang masih lemah.

Pengamat Perbankan Paul Sutaryono mengatakan, rendahnya literasi keuangan (financial literacy) masih menjadi faktor utama maraknya investasi bodong yang menimpa para korban.

“Kondisi ini tak lain disebabkan oleh rendahnya habitat membaca (reading habit) konsumen,” ujarnya kepada Infobanknews dikutip, Jumat, 2 Juni 2023.

Dalam meningkatkan literasi keuangan kata dia, dibutuhkan kerja sama berbagai pihak seperti OJK, bank dan lembaga keuangan non bank gencar melakukan edukasi dan sosialiasi mengenai produk dan jasa perbankan, investasi dan keuangan.

“Upaya itu amat diharapkan dapat mengerek tingkat literasi keuangan konsumen. Dengan begitu, kasus-kasus investasi bodong dapat ditekan sedemikian rendah,” jelasnya.

Menyoal langkah antisipasi sindikat kejahatan perbankan yang turut melibatkan ‘orang dalam’ bank, pihaknya berpesan untuk meningkatkan penerapan manajemen risiko (risk management)  oleh bank itu sendiri.

“Manajemen risiko yang harus diterapkan bank mencakup risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional. Dalam risiko operasional itu terdapat risiko orang (people risk),” pungkansya.

Pinjol dan Investasi Bodong

Hingga April 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Satgas Waspada Investasi (SWI) sendiri telah menghentikan 15 entitas yang menawarkan investasi tanpa izin dan 155 platform pinjaman online (pinjol) ilegal .

Para korban yang menjadi korban tersebut pun sangat tinggi. Terbukti, awal Januari hingga 30 April 2023, OJK telah menerima 94.737 permintaan layanan, termasuk 6.371 pengaduan, 34 pengaduan berindikasi pelanggaran, dan 420 sengketa yang masuk ke dalam LAPS Sektor Jasa Keuangan (SJK).

Tingginya para korban investasi bodong dan pinjol membuat OJK terus mengakselerasi program literasi dan keuangan secara masif sebagai upaya mendukung pencapaian target inklusi dan literasi keuangan nasional.

Baik dilakukan melalui kegiatan tatap muka (offline) ataupun daring (online) melalui Learning Management System (LMS) dan media sosial. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

5 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

6 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

6 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

8 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

8 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

11 hours ago