Jakarta – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) telah menunjuk Toyo Engineering Corporation (TOYO) dan Inti Karya Persada Tehnik (IKPT), entitas anak TOYO Indonesia sebagai kontraktor teknik, pengadaan dan konstruksi (EPC) untuk pemasangan Enclosed Ground Flare (EGF) terbaru di komplek petrokimianya yang berlokasi di Cilegon, Banten.
EGF adalah teknologi suar yang aman dan tanpa asap. Teknologi ini secara signifikan mengurangi polusi udara, kebisingan, panas dan emisi cahaya selama proses start-up pabrik berlangsung dan apabila terjadi kegiatan operasional yang diluar dari kebiasaaan.
Penerapan EGF akan memastikan dampak operasional minimum terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar dibandingkan dengan penggunaan suar konvensional.
“Pemasangan EGF di pabrik kami menunjukkan komitmen kami terhadap sustainability yang mana kami berinvestasi dalam teknologi terbaru untuk memastikan kegiatan operasi kami tidak membahayakan lingkungan sekitar. Kami percaya bahwa sebagai perusahaan, kami memiliki tanggung jawab untuk melakukan apa yang benar untuk lingkungan dan masyarakat sekitar wilayah operasi, ” ujar Presiden Direktur CAP, Erwin Ciputra, di Jakarta, Selasa, 29 Mei 2018.
Baca juga: Chandra Asri Petrochemical Dukung Pembangunan Nasional Melalui Pajak
Pengembangan EGF, dengan total investasi US$14 juta ini diharapkan akan selesai pada 2020. EGF ini akan memiliki kapasitas yang dirancang untuk membakar 220 ton hidrokarbon per jam.
TOYO akan bertanggung jawab untuk segi teknis dan peralatan yang diimpor, sementara IKPT akan bertanggung jawab untuk perincian teknis, peralatan lokal dan konstruksi.
Sekedar informasi, CAP, anak perusahaan PT Barito Pacific Tbk sebagai pemegang saham mayoritas, merupakan perusahaan petrokimia Indonesia terbesar yang terintegrasi yang memproduksi olefins dan polyolefins.
TPIA menggabungkan teknologi terkini dan fasilitas penunjang di Cilegon dan Serang, Provinsi Banten. Perseroan merupakan satu-satunya produsen yang mengoperasikan naphtha cracker, dan juga produsen domestik tunggal ethylene, styrene monomer dan butadiene. Selain itu, Perseroan merupakan produsen polypropylene terbesar di Indonesia.
TPIA menghasilkan bahan baku plastik dan kimia yang digunakan untuk produk kemasan, pipa, otomotif, elektronik, dan lain- lain. (*)
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More
Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More
Jakarta - Kandidat Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris dan Donald Trump, saat ini tengah bersaing… Read More
Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menggodok Peraturan Pemerintah (PP) perihal hapus tagih… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata upah buruh di Indonesia per Agustus 2024… Read More