Jakarta – Perhelatan Pemilu 2024 di Tanah Air sudah di depan mata. Pesta demokrasi lima tahunan tersebut akan berlangsung pada 14 Februari 2024.
Di Indonesia sendiri, berbagai partai politik telah mengusung nama-nama kadernya untuk melenggang menjadi calon presiden (capres) Pemilu 2024. Ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan juga Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Meski peta “persaingan” capres di Tanah Air mulai memanas, namun kondisi berbeda di luar negeri, khususnya Amerika Serikat (AS). Di mana, belum ada calon resmi capres untuk Pemilu 2024. Situasi ini turut memengaruhi WNI untuk mendaftar menjadi pemilih.
Baca juga: Dua Sosok Ini Punya Kans jadi Cawapres Ganjar di Pilpres 2024
Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Washington DC Andang Purnama mengatakan, pihaknya telah mengupayakan berbagai cara untuk menarik warga Indonesia mendaftarkan diri.
Baik, kata dia, melalui pengumuman di website dan media sosial, membuka pos pendaftaran di berbagai acara yang banyak didatangi warga Indonesia, hingga mendatangi rumah-rumah ibadah saat ada kegiatan dan membuka ruang pendaftaran daring.
Pihaknya memperkirakan belum adanya calon resmi sebagai penyebab berkurangnya minat orang untuk mendaftar menjadi pemilih.
“Ada beberapa faktor, tetapi paling utama karena jagoannya belum muncul secara resmi. Jadi belum ada dorongan untuk berjibaku menjadi relawan bagi si A atau si B,” katanya, melansir VOA Indonesia, Senin (10/7).
Menurutnya, hal tersebut berbeda pada 2019, di mana, saat pendaftaran sudah diketahui nama-nama capres-capres resmi sehingga sejak awal sudah banyak yang mendaftar dan menjadi relawan mereka.
Kondisi ini bisa dilihat dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di wilayah Washington DC, Maryland dan Virginia untuk pemilu presiden tahun 2024 anjlok drastis dibanding pemilu 2019 lalu.
Pernyataan Andang tampaknya benar karena mengingat hanya ada satu perwakilan partai yang ikut menghadiri penetapan DPT di kantor KBRI Washington DC, yaitu Raymond Togas dari Partai Gerindra.
“Saya puas mengikut acara ini karena jadi banyak informasi dan tahu proses pemilihan nanti, ini akan saya laporkan ke pusat dan beritahukan pada pendukung partai dan capres kami,” jelasnya.
Perlu diketahui, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di wilayah Washington DC, Maryland dan Virginia untuk pemilu presiden tahun 2024 anjlok drastis dibanding pemilu 2019 lalu. Penurunan serupa ditengarai terjadi di negara-negara lain.
Di AS sendiri, total DPT untuk pilpres tahun 2024 mencapai 43.354 atau berarti lebih sedikit dibanding tahun 2019 lalu yang mecapai 45.197.
Baca juga: Hadapi 37 Dakwaan, Trump Tetap Gaspol Nyapres di Pemilu AS 2024
Penurunan paling besar terjadi di PPLN Washington DC yang mengalami penurunan dari 2.507 pada pilpres 2019, menjadi 1.700 pada pilpres 2024.
Juga, di PPLN Chicago, dari 4.250 pada pilpres 2019, menjadi 2.644 pada pilpres 2024; dan PPLN San Francisco dari 7.814 pada pilpres 2019 menjadi 5.459 pada pilpres 2024.
Satu-satunya peningkatan signifikan DPT terjadi di PPLN Los Angeles dari 12.984 pada pilpres 2019, menjadi 15.717 pada pilpres 2024. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More