Jakarta – Masa pandemi Covid-19 ternyata tidak menyurutkan minat nasabah platform digital wealth management “tanamduit” untuk berinvestasi. Secara year to date (per 26 Mei 2020), total dana kelolaan reksa dana dan SBR tanamduit mencapai Rp430 miliar dan khususnya untuk reksadana tumbuh 20%. Adapun jika melihat nilai volume transaksi jual beli atau GMV sejak awal beroperasi telah mencapai Rp2,47 triliun.
Co-Founder & Managing Director tanamduit (PT Star Mercato Capitale) Rini Hapsari menyatakan, di tengah pandemi Covid-19 dan pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) justru “tanamduit” mencatat lonjakan dana kelolaan sejak pertengahan April hingga akhir Mei 2020,.
“Secara umum minat investasi nasabah-nasabah tanamduit tetap tumbuh walaupun pada saat awal pandemi Covid-19 di bulan Maret pertumbuhan AUM sedikit tertahan. Namun, di pertengahan bulan April sampai sekarang (akhir Mei 2020) minatnya naik signifikan,” ujar Rini dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta, Jumat (29/5/2020).
Menurut Rini, ditengah situasi pandemi dan PSBB serta situasi pasar modal Indonesia yang bergejolak, nasabah masih tetap aktif melakukan investasi secara rutin melalui platform tanamduit yang memberikan kemudahan untuk berinvestasi secara aman di mana saja.
Hal ini juga merupakan buah hasil strategi edukasi yang dilakukan secara aktif dan berkesinambungan melalui media digital seperti sosial media, webminar dan whatsapp group.
Tercatat jumlah nasabah yang melakukan KYC (Know Your Customer) di platform tanamduit melesat 31% menjadi 230 ribu nasabah pada 26 Mei 2020 dari 175 ribu nasabah pada Desember 2019.
Selain itu, melonjaknya minat investasi nasabah sejak pertengahan bulan lalu juga memanfaatkan momentum murahnya valuasi pasar saham yang sudah tertekan sejak pandemi Covid-19 merebak dan ditetapkan sebagai pandemi global oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) awal Maret lalu.
Secara lebih rinci, Rini menjelaskan asset under management (AUM) tanamduit pada akhir Desember 2019 adalah Rp350 Miliar namun dikarenakan kondisi pasar modal yang bergejolak AUM sempat turun baik karena adanya redemption juga karena adanya penurunan nilai aktiva bersih sebagai dampak dari turunnya harga saham dan obligasi yang menjadi portofolio reksa dana sebagai imbas dari pandemi Covid-19.
Pada akhir Mei 2020 ini AUM di tanamduit menjadi Rp430 miliar, dimana terjadi perubahan komposisi AUM di produk reksa dana; reksa dana saham yang akhir tahun 2019 adalah 25% menjadi 42% di akhir Mei, sedangkan bobot AUM reksa dana pasar uang turun dari 58% menjadi 48%.
Hal ini menggambarkan bahwa edukasi tanamduit kepada nasabah-nasabahnya untuk memanfaatkan rendahnya harga-harga saham dengan berinvestasi di reksa dana saham untuk jangka waktu yang panjang mulai membuahkan hasil yang baik.
Tanamduit juga aktif sebagai Mitra Distribusi penjualan Surat Berharga Negara ritel yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan RI sejak pertama kali dijual secara online melalui platform seperti yang dijalankan oleh tanamduit. Pada bulan Juni 2020 tanamduit akan berpartisipasi memasarkan SBN Obligasi Ritel Serie ORI 017 dan berharap dapat meningkat nilai penjualannya dibandingkan dengan yang sebelumnya.
Founder dan Chairman tanamduit Indra Suryawan menambahkan tanamduit tetap menargetkan dana kelolaan reksa dana hingga akhir 2020 senilai Rp500 miliar atau melonjak lebih dari 160% dibandingkan realisasi akhir 2019 meski di dalam kondisi pandemi ini.
Selain itu, tanamduit juga membidik dana kelolaan Surat Berharga Negara senilai Rp 336 miliar di 2020 atau meningkat dibanding pada akhir 2019 sebesar Rp186 miliar.
Untuk mencapai target tersebut, Indra menjelaskan strategi bisnis menghadapi era new normal di tengah pandemi Covid-19 dengan semakin mengintensifkan edukasi investasi bagi nasabah.
Dengan melakukan edukasi dan menjalin komunikasi dengan nasabah diharapkan minat investasi masyarakat untuk berinvestasi semakin bertumbuh.
“Kami aktif melakukan edukasi kepada nasabah-nasabah. Kita bagi menjadi 2 kategori nasabah ritel,” ungkapnya.
Indra menjelaskan kategori nasabah pertama, yang mengerti pentingnya berinvestasi dan bermaksud menambah jumlah investasi. Nasabah-nasabah ini diundang bergabung dalam Whatsapp group, setiap hari mendapatkan edukasi dan update soal informasi terkini tentang perkembangan ekonomi global dan domestik, khususnya yang berkaitan dengan pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap pasar keuangan.
“Kami mengencourage nasabah untuk memanfaatkan momentum rendahnya harga-harga saham dengan berinvestasi di reksa dana saham untuk jangka waktu 3 tahun atau lebih. Hasilnya cukup baik, jumlah AUM naik cukup baik terutama sejak awal April 2020 di mana volatilitas harga saham mulai mereda,” kata Indra.
Adapun Kelompok kedua adalah investor yang masih ragu-ragu untuk berinvestasi dan masih kategori pemula.
“Kami melakukan edukasi melalui media sosial seperti Instagram, IGTV, Facebook, dan webinar untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya investasi demi kepentingan masa depan nasabah sendiri,” Indra menambahkan. (*)
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 mencatatkan surplus sebesar USD2,48… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) baru saja menggelar Rapat Umum… Read More
Jakarta - Rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring penguatan dolar… Read More
Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir sejumlah rekening milik Ivan Sugianto… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Jumat (15/11), pukul 9.00 WIB Indeks Harga Saham… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang, hari ini, Jumat, 15 November… Read More