News Update

Meski Resesi, Ekonomi RI Mengindiksikan Pemulihan

Jakarta – Ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 terhadap kuartal III-2019 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 3,49% (y-on-y). Namun terhadap PDB kuartal II-2020 yang kontraksi minus 5,3%, maka PDB kuartal III-2020 relatif lebih baik sekaligus mengindikasikan jalur pemulihan ekonomi sudah pada arahnya.

“Diyakini mulai kuartal-III 2020 dan seterusnya angka PDB akan membaik secara bertahap seiring menguatnya sisi permintaan konsumsi dan pertumbuhan kredit setelah PSBB dilonggarkan,” kata Ekonom Senior Ryan Kiryanto kepada Infobanknews, Jumat 6 November 2020.

Terkait struktur PDB kuartal III-2020 menurutnya dari sisi produksi yakni Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 16,70%. Hal ini terkait dengan masa pandemi yang direspon dengan kebijakan PSBB di beberapa daerah untuk jangka waktu tertentu.

Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 10,82%. Hal ini lantaran kebijakan lockdown di beberapa negara mitra dagang utama Indonesia, di samping produsen domestik juga menurunkan kapasitas produksinya karena dampak pandemi.

Ryan menilai, struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan III-2020 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,88% dengan kinerja ekonomi yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 4,00% (y-on-y).

“Hal ini tidak mengejutkan karena secara historis pulau Jawa memang selalu menjadi penopang utama PDB nasional,” tambah Ryan.

Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2020 pada seluruh kelompok pulau di Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan lantaran efek pandemi yang membatasi kegiatan ekonomi, produksi dan distribusi lintas-daerah atau antar-pulau. Kelompok provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 6,80%, disebabkan topangan PDRB kedua provinsi tersebut dari sektor pariwisata yang tengah terpukul.

Sementara itu, kelompok provinsi lainnya yang mengalami kontraksi pertumbuhan antara lain Pulau Kalimantan sebesar 4,23%, Pulau Sumatera sebesar 2,22%  Pulau Maluku dan Papua sebesar 1,83%, serta Pulau Sulawesi sebesar 0,82%. Diyakini PDRB per provinsi yang anjlok drastis itu akan rebound mulai di kuartal keempat tahun ini dan di kuartal-kuartal berikutnya. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

440 Ribu Tiket Kereta Api Ludes Terjual, KAI Daop 1 Tambah Kapasitas untuk Libur Nataru

Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More

8 mins ago

Aksi Mogok Massal Pekerja Starbucks Makin Meluas, Ada Apa?

Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More

24 mins ago

Mandiri Bagikan Ribuan Paket Natal, Sembako-Kebutuhan Sekolah untuk Masyarakat Marginal

Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More

1 hour ago

Simak! Jadwal Operasional Bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, dan BSI Selama Libur Nataru

Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More

2 hours ago

Siap-Siap! Transaksi E-Money dan E-Wallet Terkena PPN 12 Persen, Begini Hitungannya

Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More

4 hours ago

IHSG Sesi I Bertahan di Zona Hijau ke Level 7.071

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (23/12) ditutup… Read More

4 hours ago