Market Update

Meski 190 Saham Hijau, IHSG Dibuka Flat Cenderung Melemah

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB (19/8) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka flat cenderung koreksi ke level 7.432,13.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 298,60 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 20 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp185,06 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 85 saham terkoreksi, sebanyak 190 saham menguat dan sebanyak 284 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak menguat dalam rentang level 7.370 hingga 7.480. 

“Pada perdagangan Jumat, (16/8/2024), IHSG ditutup naik 0,3 persen atau plus 22,58 poin di level 7.432. IHSG hari ini (19/8) diprediksi bergerak menguat terbatas dalam range 7.370-7.450,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 19 Agustus 2024.

Baca juga: IHSG Berpeluang Menguat, 4 Saham Ini Dijagokan Analis

Ratih menjelaskan, selama sepekan lalu IHSG menguat 2,41 persen ke level 7.432. IHSG sempat ditutup All Time High pada pekan tersebut sejalan dengan inflow investor asing di pasar ekuitas domestik sebesar Rp2,94 triliun.

Lalu, dengan menguatnya nilai tukar rupiah juga menjadi penopang IHSG, dengan Rupiah JISDOR terapresiasi 4,5 persen menjadi Rp15.716 per dolar Amerika Serikat (AS) dari level tertingginya di Juni 2024 (16/8). 

Sementara, pelaku pasar mencermati pembahasan RAPBN 2025 di akhir pekan oleh Presiden RI, Joko Widodo. Jika dibandingkan dengan alokasi APBN di tahun 2024, anggaran RAPBN 2025 pada segmen infrastruktur turun 5,3 persen. 

Kemudian, pada segmen lainnya mengalami kenaikan dipimpin oleh naiknya anggaran sektor hukum dan hankam sebesar 14,87 persen menjadi Rp372,3 triliun, hingga program unggulan pada masa pemerintahaan yang baru, yaitu program Makan Bergizi Gratis dianggarkan senilai Rp71 triliun.

“Pekan ini, pelaku pasar menanti RDG BI yang diproyeksikan menahan suku bunga BI-Rate di level 6,25 persen,” imbuhnya.

Baca juga: Syailendra Capital Nilai Reksa Dana Saham Bakal Diminati Banyak Investor, Ini Alasannya

Adapun dari mancanegara, indeks utama Wall Street kompak menguat di akhir pekan setelah rilis data ekonomi memberikan sinyal “soft landing” didukung data penjualan ritel tetap tumbuh dan non farm payroll mingguan yang kembali turun menurunkan kekhawatiran akan resesi di AS. 

Sementara, pekan ini pelaku pasar menantikan pidato Jerome Powell pada Simposium Ekonomi Jackson Hole yang akan diselenggarakan pada 22 hingga 24 Agustus 2024. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Tabungan Jadi Prioritas atau Gaya Hidup? Simak Pandangan UOB Indonesia

Jakarta - UOB Indonesia memandang pentingnya literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami dan mengelola keuangan pribadi… Read More

4 hours ago

OJK Tegaskan Penghapusan Utang Kredit UMKM Tak Perlu Aturan Turunan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa penghapusan utang kredit usaha mikro, kecil, dan… Read More

6 hours ago

Strategi UNTD Hadapi Persaingan Motor Listrik di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Tangerang - PT Terang Dunia Internusa Tbk, menyiapkan sejumlah strategi khusus menghadapi pelemahan daya beli… Read More

8 hours ago

Gara-gara Kasus Investree, OJK Tegas Bakal Lakukan Ini ke Industri Fintech Lending

Jakarta - Kasus yang menimpa PT Investree Radhika Jaya atau Investree menyita perhatian masyarakat, dianggap… Read More

8 hours ago

Era Open Banking, OJK Wanti-wanti 3 Tantangan Ini ke Industri Perbankan

Jakarta - Istilah open banking mengacu kepada aksesibilitas data yang semakin terbuka, memungkinkan bank untuk… Read More

8 hours ago

Gelar Indonesia Knowledge Forum 2024, BCA Dorong Penguatan Sektor Bisnis

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2024, di… Read More

9 hours ago