Jakarta – Proses penggabungan atau merger 3 bank syariah BUMN diperkirakan tuntas pada Februari 2021 dengan dilakukannya legal merger. Dimana pada minggu ketiga Oktober 2020, akan dilakukan pengumuman rencana merger. Pengumuman ini merupakan tindak lanjut atas penandatanganan conditional merger agreement (CMA) yang dilakukan 12 Oktober 2020.
Setelah mendapat persetujuan dari regulator, baru kemudian diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Februari 2021 dan dilakukan legal merger antara Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah.
“Proses mergernya sama dengan dulu Bank Mandiri lah tahun 1998 saat legal merger. Tahun berikutnya intergasi, termasuk foot print cabang, produk, teknologi, sistem hingga culture. Persiapannya banyak, kita dibantu konsultan juga,” papar Hery Gunardi, Ketua Project Management Officer (PMO) sekaligus Plt Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk dal virtual press conference, Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2020.
Sebelumnya, lanjut Hery, persiapan perlu dilakukan dengan baik, termasuk pada relokasi cabang yang berdekatan bila nanti sudah menjadi satu bank hasil merger. Termasuk teknologi dan sistem mana yang nanti akan digunakan juga harus diperhitungkan, mana yang paling menguntungkan dan paling besar kapasitasnya.
“Memang nggak mudah menjalankan merger. Ini Insya Allah butuh setahun,” ujar Hery
Wakil Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Catur Budi Harto juga menuturkan bahwa bank syariah hasil merger diharapkan mampu memiliki mesin, skala ekonomi, dan jangkauan pasar yang lebih besar untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Gabungan kekuatan dari tiga bank syariah ini akan dapat memiliki spektrum layanan syariah yang lebih lengkap dalam satu atap.
“Melalui integrasi ini, bank syariah Himbara nantinya akan memiliki engine, economic scale, dan market reach yang lebih besar. Tentunya dengan engine dan otot yang lebih kuat dan besar itu kita bisa mengoptimalkan potensi ekonomi dan keuangan syariah secara sustainable. Bagi para nasabah, nantinya bisa menikmati semacam one-roof syariah financial service solution untuk berbagai kebutuhan dan segmen nasabah, mulai dari UMKM, retail dan commercial, wholesale syariah, hingga corporate dan investment,” ujar Catur.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN memiliki rencana untuk menggabungkan ketiga bank syariah Himbara. Tujuannya agar Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia bisa memiliki bank syariah yang besar dan mampu membantu mengoptimalisasi potensi ekonomi dan keuangan syariah nasional, juga memperkuat ekosistem industri halal. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More
Jakarta - Di tengah tantangan global yang terus meningkat, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara soal isu kebocoran data nasabah yang disebabkan… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menjalin kolaborasi strategis dengan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp327,3… Read More
Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau emiten ritel Mr.DIY, menyatakan bahwa raihan… Read More