Oleh Paul Sutaryono, Pengamat Perbankan
PADA 2024, pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan lebih membaik. Namun dunia masih diselimuti ketidakpastian ekonomi global gegara disrupsi rantai pasokan (supply chain) sebagai akibat invasi Rusia ke Ukraina mulai 24 Februari 2022. Indonesia memasuki tahun politik pada 2024 dengan target pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,2 persen. Apa saja harapan Badan Pengelola (BP) Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) pada 2024?
Dengan pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi akan membaik akan menjadi pengungkit bagi pertumbuhan ekonomi di semua negara termasuk Indonesia. Langkah moneter yang dilakukan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi patut diapresiasi. Kini inflasi tercatat rendah 2,56 persen per akhir Oktober 2023 dengan target inflasi 3 persen dengan plus minus 1 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,94 persen per triwulan III-2023 boleh dikatakan tinggi. Coba bandingkan dengan negara-negara ASEAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di bawah Filipina: ekonomi 5,90 persen per triwulan III-2023 dengan inflasi 4,90 persen per Oktober 2023, Vietnam: ekonomi 5,33 persen per triwulan III-2023 dengan inflasi 3,59 persen per Oktober 2023.
Baca juga: Prediksi Nasib Ekonomi Indonesia, Ini Wejangan Founder Mayapada
Tetapi Indonesia di atas Malaysia: ekonomi 3,30 persen per triwulan III-2023 dengan inflasi 1,90 persen per September 2023 dan Singapura: ekonomi 0,70 persen per triwulan II-2023 dengan inflasi 4,10 persen per September 2023 serta Thailand: ekonomi 1,80 persen per triwulan II-2023 dengan inflasi minus 0,31 persen per Oktober 2023.
Kita boleh bersyukur pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Kondisi itu diharapkan dapat mendorong sektor riil terutama sektor properti dan sektor otomotif (mobil dan sepeda motor) untuk semakin bergairah. Dua sektor tersebut merupakan indikator kebangkitan sektor riil.
Bergairahnya sektor properti juga akan mendorong peserta Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang dikelola Badan Pengelola (BP) Tapera untuk memiliki rumah yang layak dan terjangkau.
BP Tapera yang dibentuk oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat memiliki fungsi mengatur, mengawasi dan melakukan tindak turun tangan terhadap pengelolaan Tapera untuk melindungi kepentingan peserta.
Tapera bertujuan untuk menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang yang berkelanjutan untuk pembiayaan perumahan dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau bagi peserta.
Baca juga: Capai Target 2023, BP Tapera Berhasil Salurkan FLPP Rp25,18 Triliun
Dalam menuju pertengahan Desember 2023 tepatnya 12 Desember 2023, BP Tapera menutup penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan optimal. Penyaluran dana FLPP pada 2023 yang disalurkan oleh 40 bank penyalur dan sesuai dengan target dari Kementerian Keuangan sebesar 229.000 unit mencapai 228.914 unit rumah tapak senilai Rp 26,31 triliun dan 86 unit rumah susun senilai Rp 11,94 miliar.
Tercatat, sepuluh bank penyalur tertinggi dalam penyaluran dana FLPP ini terdiri dari BTN sebanyak 126.269 unit yang diikuti oleh BTN Syariah sebanyak 35.205 unit, BRI sebanyak 22.076 unit, BNI sebanyak 14.193 unit dan Bank BJB sebanyak 7.744 unit rumah. Kemudian menyusul BSI sebanyak 4.360 unit yang disusul oleh Bank Mandiri sebanyak 3.343 unit, BJB Syariah sebanyak 2.566 unit dan Bank Sumselbabel sebanyak 1.910 unit serta Bank Sumselbabel Syariah sebanyak 1.230 unit rumah.
Sepuluh bank penyalur tertinggi ini menyalurkan 95,63% dari total penyaluran. Sisanya 30 bank penyalur lainnya menyalurkan sebanyak 4,37 persen. BP Tapera berharap ke depan semakin banyak bank penyalur yang meningkatkan komitmen dalam menyalurkan dana FLPP dan tidak hanya fokus pada rumah tapak tetapi juga rumah susun.
Untuk tahun 2024 mendatang dalam Nota Keuangan RAPBN Tahun 2024, pemerintah kembali mengalokasikan dana FLPP dari dana DIPA sebesar Rp 13,72 triliun, pengembalian pokok atas dana yang sudah digulirkan sebesar Rp 7,09 triliun, dan saldo awal dana FLPP per Januari 2024 sebesar Rp 230,97 miliar. Dengan demikian, total dana yang direncanakan untuk disalurkan pada 2024 sebesar Rp 21,04 triliun untuk 166.000 unit rumah.
Kementerian Keuangan mengacu pada target total FLPP dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024 sebesar 900.000 unit rumah. Target tersebut akan terpenuhi dengan alokasi 160.000 unit rumah pada 2024.
Baca juga: Maksimalkan Kinerja, BP Tapera Diminta Fokus ke Hal Ini
Tahun 2024 mendatang diharapkan BP Tapera semakin siap dalam melayani peserta Tapera di luar Aparatur Sipil Negara (ASN) atau dulu disebut Pegawai Negeri Sipil (PNS). Karena Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat mewajibkan pekerja mandiri dan pemberi kerja mendaftarkan pekerjanya kepada BP Tapera hingga batas waktu pada 2027.
Sehubungan dengan itu, sosialisasi dan edukasi masif harus sering dilakukan baik ke berbagai perusahaan maupun asosiasi pengusaha di Indonesia. Tak hanya itu, edukasi harus gencar disampaikan ke para pekerja mandiri sebagai calon peserta Tapera.
Dengan demikian, tentu saja, tak hanya gencar dalam sosialisasi dan edukasi, BP Tapera tetap menjalankan komitmennya dalam menyelesaikan pengembalian Tabungan Pensiun. (*)
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Rupiah berpeluang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat ketegangan geopolitik Ukraina dan Rusia… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Jumat, 22 November… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More