Categories: AnalisisHeadline

Menyoal Efektivitas Kebijakan Quantitative Easing

oleh Agung Galih Satwiko

 

SELAMA bertahun-tahun bank sentral khususnya di Negara maju melakukan kebijakan Quantitative Easing (QE) dengan melakukan pembelian financial asset. Hal ini juga dikombinasikan dengan kebijakan moneter konvensional yaitu melalui penurunan tingkat bunga. Bahkan kebijakan moneter yang seharusnya konvensional tersebut kemudian menjadi tidak konvensional manakala tingkat bunga terus diturunkan sampai di bawah nol persen.

Setelah berlangsung sejak krisis 2008, efektivitas QE belakangan dipertanyakan. Terutama setelah pasar keuangan jatuh cukup dalam. QE ditengarai meningkatkan harga aset pasar keuangan dan membuat yield curve menjadi melandai (flattening). Setelah AS memutuskan untuk menghentikan QE dan meningkatkan tingkat bunga bulan Desember lalu, harga-harga saham global turun signifikan. Meskipun hal ini juga disebabkan oleh pelemahan pertumbuhan ekonomi Negara berkembang khususnya China, dan juga turunnya harga minyak, namun tetap saja banyak pihak mempertanyakan dampak QE yang menciptakan asset bubble. QE yang dimaksudkan untuk memberikan likuiditas ke pasar agar pasar melakukan investasi dan meningkatkan konsumsi justru digunakan untuk membeli aset finansial yang mengarah ke asset bubble.

Sementara dampak QE terhadap ekonomi relatif tidak terlalu signifikan. Ekonomi AS tidak mampu tumbuh di atas 2,5% dan inflasi sangat rendah. Hanya sektor ketenagakerjaan yang relatif membaik pasca-diterapkannya QE. Tingkat bunga yang sudah sedemikian rendah tidak bermanfaat jika tidak terdapat permintaan untuk ekspansi melalui kredit. Ekspansi melalui kredit baru akan terjadi jika sisi permintaan membaik. Sisi permintaan membaik jika konsumen melihat kondisi perekonomian ke depan akan membaik. Selama persepsi konsumen atau pengguna akhir produk dan jasa negatif, maka sisi penawaran juga akan mengurangi produksi dan justru akan terjadi downward spiral yang mengarah pada resesi. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

17 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

17 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

17 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

19 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

19 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

22 hours ago