Sektor swasta bersama BUMN melakukan optimalisasi sinergi. (Foto: Khoirifa)
Jakarta – Dalam mendorong ekonomi inklusif dan keberlanjutan pembangunan Indonesia terutama dalam mencapai target Indonesia Emas 2045 di tengah masih adanya ketidakpastian global, pada hari ini (14/8) sektor swasta bersama BUMN secara resmi melakukan optimalisasi sinergi.
Berdasarkan hal tersebut, Menteri BUMN, Erick Thohir memaparkan, kolaborasi yang kuat antara BUMN dan swasta telah terbukti sebagai motor penggerak utama dalam memajukan ekonomi masyarakat.
“Melalui kerjasama yang sinergis dan terarah, BUMN dan sektor swasta mampu menciptakan dampak positif yang berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan nasional,” ucap Erick di Jakarta, 14 Agustus 2023.
Baca juga: Menuju Indonesia Emas 2045, Ini Tantangan yang Harus Dihadapi
Oleh karena itu, Erick menambahkan bahwa, untuk meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia, BUMN perlu mengoptimalkan sinergi dengan swasta termasuk UMKM, dengan memanfaatkan kekuatan dan memitigasi kelemahan masing-masing, sehingga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat tercapai.
“Dalam beberapa tahun terakhir, kolaborasi antara BUMN dan sektor swasta telah membuktikan manfaatnya dalam berbagai sektor ekonomi. Kolaborasi ini telah mewujudkan sejumlah proyek besar dan inovatif yang tidak hanya meningkatkan daya saing ekonomi nasional, tetapi juga memberikan peluang pekerjaan baru bagi masyarakat,” imbuhnya.
Adapun, kombinasi pengalaman jangka panjang BUMN dalam mengelola aset publik dengan fleksibilitas dan inovasi sektor swasta membawa dampak positif pada pelayanan publik dan pembangunan berkelanjutan.
“Selain itu, kolaborasi ini juga mendorong transfer pengetahuan dan teknologi, memperkuat kapabilitas lokal, dan mempromosikan pertumbuhan industri nasional yang lebih mandiri,” ujar Erick.
Baca juga: Cara Erick Thohir Dorong Entrepreneur Milenial Sukses di Pasar Global
Di sisi lain, Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, menilai bahwa nantinya Indonesia masih akan mengalami tantangan yang signifikan, dari harga pangan dan energi yang masih tinggi, peningkatan risiko geopolitik, kebijakan moneter yang ketat dan agresif oleh sebagian besar Bank sentral di dunia, hingga risiko lain di sistem keuangan global.
“Melihat tantangan ini, maka optimalisasi kolaborasi harus terus terjalin agar seluruh pihak dapat menjalankan dan mengembangkan demokrasi ekonomi secara sinergis,” ucap Arsjad dalam kesempatan yang sama. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More