News Update

Menteri UMKM Maman Abdurrahman Curhat Sulitnya Menangani Usaha-Usaha Kecil

Jakarta – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengungkapkan perbedaan dalam menangani usaha-usaha kecil dengan perusahaan yang skalanya lebih besar.

“Ternyata komplikasi dan kompleksitas penanganan pemberdayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah, itu jauh lebih kompleks, jauh lebih besar, dan jauh lebih berat tantangannya daripada mengurusi Usaha Besar,” terang Maman dalam acara seminar nasional Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo), Jakarta, Rabu, 16 April 2025.

Maman, yang dahulu merupakan Anggota Komisi VII DPR RI, sempat berpikir kalau jabatan sebagai Menteri UMKM lebih sederhana. Ia membandingkan pekerjaannya ketika menangani perusahaan besar seperti pertambangan, migas, dan industri lain.

Namun ternyata, mengurus UMKM-UMKM di Indonesia itu sulit jika dibandingkan dengan korporasi besar. Menurut Maman, pelaku UMKM itu lebih rapuh dan rentan dibandingkan perusahaan besar.

“Kalau perusahaan besar, dalam konteks secara organisasi dan perusahaan, mereka sudah establish. Tetapi kalau perusahaan mikro dan perusahaan kecil, mereka ini jauh lebih rentan, atau menurut saya bahkan fragile,” lanjut Maman.

Baca juga: OJK Tengah Susun RPOJK Penguatan UMKM, Ini Kisi-kisinya

Kerentanan yang dihadapi oleh UMKM-UMKM inilah yang membuat Maman merasa harus menjaga para pelaku industri sebaik mungkin. Salah satunya tecermin dari logo Kementerian UMKM berupa lilin.

Lilin ini mencerminkan keberadaan UMKM di Indonesia. Jadi, jika ada angin yang hendak mematikan lilin, maka harus dilindungi supaya tidak sampai mati. Dan jika lilin sudah mau habis, maka ditambahkan lagi.

“Jadi filosofi itu, jadi kehadiran dan keberadaan pemerintah bersama-sama dengan seluruh stakeholder ini menjadi salah satu tulang tunggung, key person, ataupun key community untuk memastikan pertumbuhan UMKM ke depan,” tegas Maman.

Baca juga: OJK Targetkan 90 Persen Portofolio Perusahaan Penjaminan Berasal dari UMKM

Sebagai informasi, data Kementerian UMKM per Desember 2024 menunjukkan, UMKM menyumbang sekitar 61 persen terhadap PDB nasional, dengan nilai mencapai Rp9.300 triliun.

Selain itu, kontribusi UMKM terhadap ekspor nonmigas mencapai 15 persen, yang sebagian besar berasal dari sektor makanan, kerajinan tangan, dan produk tekstil. Sektor UMKM juga menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Yulian Saputra

Recent Posts

Tugure Menerima Kunjungan Gubernur Aceh, Tegaskan Komitmen Dukung Pemulihan Bencana

Poin Penting Tugure berkomitmen percepat klaim dan koordinasi dengan asuransi untuk mendukung pemulihan bencana Aceh.… Read More

8 mins ago

BI Catat DPK Perbankan Tumbuh 8,5 Persen Jadi Rp9.217,9 Triliun

Poin Penting DPK Perbankan Tumbuh 8,5% yoy: Total dana pihak ketiga tercatat Rp9.217,9 triliun, didorong… Read More

42 mins ago

Serangan Siber Intai Multifinance, OJK Minta Lakukan Hal Ini

Poin Penting OJK minta multifinance perkuat keamanan siber sesuai POJK 4/2021. Clipan Finance terbaru terdampak… Read More

48 mins ago

Modal Ventura ke Fintech Makin Selektif, Ini Penjelasan OJK

Poin Penting OJK menyebut minat modal ventura ke fintech makin selektif, dipengaruhi risiko, prospek pertumbuhan,… Read More

1 hour ago

LPDB Optimis Penyaluran Dana Rp1,6 T ke Koperasi Rampung Akhir Tahun

Poin Penting Penyaluran dana LPDB ditargetkan tembus Rp1,6 triliun hingga akhir 2025. Mayoritas pembiayaan (≥80%)… Read More

1 hour ago

Kasus Roti’O Tolak Uang Tunai, BI Jelaskan Aturan Penggunaan Rupiah

Poin Penting BI menegaskan rupiah wajib diterima sebagai alat pembayaran di Indonesia, kecuali ada keraguan… Read More

1 hour ago