Ekonomi dan Bisnis

Menteri Rini: Program CSR BUMN Masih Belum Optimal

Jakarta – Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan BUMN dianggap belum optimal. Selama ini, program CSR yang disalurkan oleh sebagian perusahaan BUMN masih banyak dalam berupa uang yang dianggap tidak bisa meningkatkan taraf hidup untuk jangka panjang.

Menurut Menteri BUMN Rini Soemarno, seharusnya perusahaan BUMN tidak hanya memberikan uang saja dalam program CSR nya, melainkan juga memberikan pembekalan baik seperti pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat bisa memiiliki keterampilan khusus.

“Saya mengunjungi beberapa daerah di Indonesia. Masyarakat lebih butuh bimbingan, pelatihan dan binaan, jadi bukan sekedar uang. Bagaimana meningkatkan usaha masyarakat. Kalau tidak di dorong yang punya usaha mikro tidak bisa jadi besar,” ujar Rini dalam acara Indonesia CSR Exhibition, di Balai Kartini, Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2017.

Oleh sebab itu, dirinya juga meminta direksi perusahaan BUMN untuk turun langsung dan melihat apa yang dibutuhkan masyarakat. Sejauh ini, BUMN kebanyakan hanya menyumbang untuk membangun suatu gedung sekolah, klinik, dan sebagainya. Dengan demikian, BUMN bisa mengetahui apa yang lebih dibutuhkan masyarakat.

“Saya katakan ke pemimpin BUMN bahwa bukan hanya dari uang yang mereka butuhkan, tapi pemikiran bagaimana kita bisa mendorong perekonomian di sana dan meningkatkan kemampuan ekonomi yang masih rendah,” ucap Rini.

Di sisi lain, dari segi penyaluran dana program CSR, kata dia, harus benar-benar terorganisir sesuai dengan kebutuhan daerah dan juga dibutuhkan sinergi oleh banyak pihak salah satunya pemerintah daerah. Misalnya saja, di suatu daerah tidak terdapat sinyal untuk berkomunikasi, maka permasalahan ini yang harus diselesaikan oleh perusahaan BUMN melalui program CSR nya.

“Kan ada Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan (PKBL) itu tidak bisa sendiri-sendiri harus sinergi. Kita mau tumbuhkan ekonomi di sana bagaimana mungkin kalau tidak ada komunikasi. Kalau bangun jalan, tapi tidak ada BTS bagaimana mau komunikasi. Bagaimana perbankan bisa masuk,” tambahnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

IHSG Hari Ini Ditutup Anjlok 1,84 Persen, Tembus Level 6.977

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More

55 mins ago

Optimis Capai Ekonomi 8 Persen, Pemerintah Lakukan Strategi Ini

Jakarta - Di tengah tantangan global yang terus meningkat, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8… Read More

1 hour ago

Tinggal Tap, QRIS NFC Bakal Meluncur di Kuartal I-2024

Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More

2 hours ago

Diduga Kena Serangan Ransomware, BRI Pastikan Data dan Dana Nasabah Aman

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara soal isu kebocoran data nasabah yang disebabkan… Read More

3 hours ago

IIF Dukung Proyek SPAM di Sumatra

Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menjalin kolaborasi strategis dengan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp327,3… Read More

4 hours ago

Emiten Ritel MR.DIY Bidik Pembukaan 1.000 Toko Baru Tahun Depan

Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau emiten ritel Mr.DIY, menyatakan bahwa raihan… Read More

4 hours ago