Nasional

Menko Airlangga Bocorkan Update Proses Keanggotaan RI dalam OECD

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan update terbaru proses keanggotaan Indonesia dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

“Nah, OECD ini sedang  proses. Mudah-mudahan di bulan Desember ini, kita bisa diberikan kesempatan untuk membuat peta jalan atau roadmapnya,” kata Airlangga dalam HSBC Summit 2023, di St. Regis, Jakarta, Rabu (11/10).

Diketahui, untuk bergabung menjadi anggota OECD, Indonesia tengah menyiapkan penyusunan peta jalan yang terintegrasi dengan dokumen perencanaan jangka panjang dan menengah di Tanah Air, baik dokumen perencanaan di pusat maupun di daerah. 

Baca juga: Jadi Anggota Negara Maju OECD, Indonesia Kudu Setor Berapa Euro?

Melansir laman bappenas.go.id, peta jalan tersebut disusun sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 yang akan segera ditetapkan menjadi undang-undang.

Dan, dengan target pembangunan di antaranya mencapai rata-rata pertumbuhan sebesar 6-7 persen per tahun serta lepas dari middle income trap dan menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045.

Di samping mempersiapkan roadmap tersebut, Indonesia  juga sudah menjalankan berbagai perjanjian internasional seperti dalam proses Indo Pacific Economy Framework dan berbagai kerjasama dengan Uni Eropa.

“Sehingga dengan demikian keanggotaan Indonesia dalam OECD akan mengaklerasi kan seluruh reform yang sudah dilakukan,” jelasnya.

Kata Airlangga, berbagai best practice yang sudah dilakukan diharapkan menjadi stimulus bagi para investor di Indonesia menanamkan modal di Tanah Air. 

“Berdasarkan survei terakhir, di antara negara ASEAN, Indonesia adalah negara dengan profit relatif lebih dari dari negara lain. Jadi ini menjamin investasi di Indonesia aman dan memberikan return rata-rata terbaik dibandingkan negara ASEAN lainnya,” pungkasnya.

Syarat Gabung Anggota OECD

Selain harus menyusun roadmap, sebuah negara yang hendak bergabung menjadi anggota OECD juga harus menyetujui berbagai syarat. Salah satunya, setoran iuaran sukarela’ yang dibebankan kepada para anggota OECD.

“Indonesia harus membayar kontribusi iuaran keanggotaan OECD yang disesuaikan dengan formalasi khusus seperti kapasitas ekonomi masing-masing negara,” kata Kepala Center of Macroeconomics and Finance INDEF M. Rizal Taufikurahman, dalam diskusi public Untung Rugi Indonesia Masuk OECD, Selasa (15/8).

Nantinya, kata Rizal, kontribusi dan besaran iuran sukarela tersebut digunakan untuk mendukung pembiayaan OECD di seluruh Indonesia, terutama untuk negara anggota. 

Melansir laman resmi oecd.org, anggaran OECD terbagi menjadi dua bagian. Anggaran bagian I atau The Part I Budget tahun 2023 senilai EUR219,6 juta.

Sementara untuk anggaran bagian II atau Part II Budgets EUR 118.7 juta, sehingga totalnya mencapai EUR 338,3 juta. Gabungan Anggaran Bagian I dan Bagian II mencapai EUR338,3 juta.

Baca juga: Delegasi Hong Kong Berkunjung ke RI, Peluang Indonesia Menjadi Negara Maju Terbuka Lebar

Adapun untuk Anggaran Bagian I berdasarkan kepada proporsi yang dibagi rata di antara negara-negara anggota dan skala ekonomi mereka masing-masing. 

Sedangkan anggaran Part II mencakup program-program yang diminati oleh sejumlah kecil anggota dan didanai menurut skala kontribusi atau kesepakatan lain di antara negara-negara anggota.

Persentase kontribusi anggaran untuk negara anggota part I tahun 2023 terbesar dari Amerika Serikat sebesar 19,1 persen, Jepang 9 persen, Jerman 7,5 persen, dan Inggris 5,4 persen. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Dukung Pemulihan, BTN Salurkan Bantuan Rp13,17 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BTN telah menyalurkan total bantuan Rp13,17 miliar melalui Program TJSL untuk korban bencana… Read More

2 hours ago

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

16 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

21 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

22 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

23 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

1 day ago