Menkeu Ungkap Penyebab Utama Defisit BPJS Kesehatan

Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada hari ini (21/8) memenuhi panggilan rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI untuk membahas perkembangan keuangan yang dialami oleh BPJS Kesehatan.

Dalam penjelasannya, Sri Mulyani mengungkapkan tiga poin utama yang menjadi akar permasalahan defisit keuangan yang dialami oleh BPJS Kesehatan dimana menurutnya ada yang salah dalam pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tersebut.

“Kalau kita lihat persoalan JKN masalah defisit yang dikelola BPJS Kesehatan ini adalah iurannya tidak mencerminkan mafaat dan risiko yang seimbang. Jadi iuran terlalu kecil, manfaat terlalu banyak risiko terlalu tinggi,” kata Sri Mulyadi di Kompleks DPR Jakarta, Rabu 21 Agustus 2019.

Sementara permasalahan kedua menuturnya banyak peserta JKN yang belum patuh terhadap pembayaran iuran jaminan kesehatan tersebut. Sri Mulyani menyebut masih banyak peserta bukan penerima upah yang mendaftar dan membayar pada saat dirinya sakit.

Dan permasalahan terakhir dirinya menambahkan, terdapat prosedur yang salah terhadap beban pembiayaan beberapa penyakit salahsatunya ialah penyakit katastropik yang menelan biaya sangat besar yakni lebih dari 20 persen dari total biaya manfaat.

“Ini yang perlu kita benahi tentunya,” tambah Sri Mulyani.

Sebelumnya, Pemerintah telah menyepakati adanya kenaikan iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan untuk seluruh kelas.

Saat ini saja, iuran bulanan BPJS Kesehatan terbagi dalam tiga jenis, yakni Rp25.500 untuk peserta jaminan kelas III, Rp51.000 untuk peserta jaminan kelas II dan tertinggi Rp80.000 untuk peserta jaminan kelas I.

Sedangkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mencatat hasil audit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) BPJS Kesehatan sepanjang 2018. Dari hasil audit ditemukan defisit  sebesar Rp9,1 triliun yang ditanggung oleh perusahaan hingga 31 Desember 2018. (*)

 

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Daftar 5 Saham Pendorong IHSG Selama Sepekan

Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More

56 mins ago

OJK Tuntaskan Penyidikan Dugaan Tindak Pidana Kredit Fiktif di Bank Kaltimtara

Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More

2 hours ago

Rapor Bursa Sepekan: IHSG Naik 1,46 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.844 Triliun

Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More

2 hours ago

NII Melonjak 44,49 Persen, Analis Kompak Proyeksikan Kinerja BTN Bakal Moncer

Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More

14 hours ago

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

16 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

17 hours ago