Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani ikut menyoroti kasus kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS) yang terjadi pada Jumat, 10 Maret 2023.
Menkeu menilai, SVB menjadi salah satu bank kecil dalam dunia perbankan AS dengan aset US$209 miliar. Meski begitu, kolapsnya SVB ternyata memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap pasar keuangan di Negeri Paman Sam tersebut.
“Ini menggambarkan even bank kecil seperti SVB dalam ukuran AS yang jumlah asetnya bisa mencapai Rp1,3 kuadriliun atau US$200 miliar aset SVB bisa goyang seluruh kepercayaan sektor keuangan mereka,” kata Menkeu dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa, 14 Maret 2023.
Menurutnya, kasus kolapsnya SVB di AS bisa juga menjadi pembelajaran bagi Indonesia. Pasalnya, hanya karena bank kecil bisa menimbulkan persepsi yang sistematik.
“Indonesia masih dalam situasi cukup baik. Capital flow ke emerging market, sudah mulai masuk arus modal ke Indonesia,” katanya.
Baca juga: Jangan Khawatir, Krisis SVB Beda dari yang Sebelumnya
Seperti diketahui, tumbangnya SVB bermula pada saat Federal Reserve (The Fed) menaikan suku bunga tahun lalu dalam menekan laju inflasi.
Hal tersebut justru menyebabkan naiknya biaya pinjaman hingga melemahkan momentum saham teknologi yang selama ini menguntungkan pihak SVB.
Suku bunga tinggi juga menurunkan nilai obligasi jangka panjang SVB dan bank lain selama era suku bunga rendah dan mendekati nol.
Portofolio obligasi SVB senilai US$21 miliar menghasilkan rata-rata 1,79%, imbal hasil Treasury 10 tahun saat ini adalah sekitar 3,9%.
Di saat bersamaan, modal ventura pun juga membuat orang takut dan menyebabkan penarikan dana besar-besaran yang dipegang SVB oleh masyarakat.
Sejumlah analis pun memperkirakan sektor perbankan bakal menghadapi berbagai masalah karena menimbulkan berbagai kekhawatiran di sektor-sektor keuangan tersebut.
Kolapsnya SVB juga berdampak signifikan pada ratusan startup. Mereka menghadapi krisis pendanaan yang serius jika pencarian pembeli untuk SVB belum juga menemui titik terang.
Pasalnya, SVB merupakan tumpuan bagi startup yang menyimpan uang tunai untuk operasional perusahaan. Dana mereka terkunci ketika bank dinyatakan dibekukan. Kebutuhan startup untuk membayar payroll adalah salah satu yang digaungkan di seluruh ekosistem modal ventura.
Salah satunya startup kesehatan Flow Health yang menggunakan layanan HR dan payroll dari Rippling. Mereka mempercayakan akunnya pada SVB sebagai penyedia payroll. Dengan kata lain, semua startup yang menggunakan jasa Rippling akan turut terkena dampak.(*)
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More
Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More
Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More