Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa saat melakukan telekonferensi dengan wartawan di acara Media Gathering Kemenkeu, di Bogor, Jumat, 10 Oktober 2025. (Foto: Julian)
Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti praktik manipulatif di pasar modal yang dilakukan sejumlah pihak atau dikenal sebagai “penggorengan saham”. Ia mendesak Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menindak tegas para pelaku yang merusak integritas bursa.
“Kalau selama setahun bersih-bersih saja, sementara saya bisa lihat saham yang digoreng. Saya kan mengamati pasar saham juga ya, ada yang menggoreng-goreng, sebagian juga saya kenal pemainnya, yang ikut bukan main, yang bukan market maker, tapi yang ikut,” kata Purbaya saat mengisi acara Media Gathering Kemenkeu 2025 via telekonferensi, di Novotel Bogor, Jawa Barat, Jumat, 10 Oktober 2025.
Bendahara negara ini berharap pembersihan pasar modal dari para spekulan tersebut dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun ke depan.
Menurut Purbaya, penertiban pelaku “penggoreng saham” menjadi langkah penting untuk menjaga kepercayaan investor muda. Saat ini, sekitar 50 persen investor di pasar modal berasal dari kalangan generasi muda.
“Kalau itu enggak dibersihin sayang. Minat Gen Z atau kalangan muda yang berinvestasi di pasar modal sekarang bisa hilang karena 50 persen anak-anak muda kan. Kalau itu hilang ya sudah pasar modal kita enggak bisa berkembang lagi. Tapi kalau dirapikan maka mereka akan berani masuk ke pasar saham karena mereka akan berpikir bahwa di sana fair game,” ujarnya.
Baca juga: Menkeu Purbaya Pastikan Pengelolaan APBN 2026 Tepat Sasaran dan Berkelanjutan
Ia menilai keberadaan praktik tidak sehat dapat merusak semangat dan kepercayaan investor pemula terhadap pasar modal Indonesia.
Lebih lanjut Menkeu Purbaya juga membuka peluang pemberian insentif fiskal apabila BEI dan OJK mampu memperkuat integritas pasar modal.
Salah satu bentuk dukungan yang tengah dipertimbangkan adalah pengurangan beban pajak bagi pelaku pasar yang patuh dan transparan.
“Nanti kita lihat seperti apa, tapi saya bisa dukung itu kalau mereka bekerja lebih keras lagi untuk menjaga integritas pasar modal itu sendiri,” imbuhnya.
Sebelumnya, saat berkunjung ke BEI pada Kamis, 9 Oktober 2025, Purbaya menegaskan bahwa insentif pajak tidak akan diberikan secara cuma-cuma. Menurutnya, kebijakan itu baru bisa diterapkan jika praktik “goreng-gorengan” berhasil ditekan.
“Tadi direktur bursa minta insentif terus, yang belum tentu saya kasih. Jadi saya bilang akan saya beri insentif kalau Anda sudah merapikan perilaku investor di pasar modal. Artinya yang ‘goreng-gorengan’ dikendalikan sama dia lah, supaya investor kecil terlindungi, baru saya pikir insentifnya,” katanya.
Baca juga: Menteri Purbaya Tiba-tiba Sambangi BEI, Bahas Apa?
Eks Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu juga menegaskan BEI harus mengambil sikap seperti dirinya yang melakukan pemecatan kepada pegawai pajaknya dalam rangka menekankan integritas pegawai.
“Tapi saya bilang begini kalau saya bisa merapikan pegawai pajak saya, sehingga nggak macam-macam lagi ke depan. Harusnya concern mereka sudah hilang tapi kalau saya sudah merapikan masih ada masalah lagi dia bisa menghadap saya lagi, saya lihat insentif apa yang cocok buat mengembangkan dan mendukung pertumbuhan industri pasar modal di Indonesia,” ujar Purbaya. (*)
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More