Jakarta – Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani memuji daya tahan industri perbankan Indonesia yang cukup tahan banting menghadapi berbagai gejolak. Walau begitu, dirinya tetap punya catatan terhadap industri perbankan, terutama terkait cepatnya perkembangan fintech yang bisa mendisrupsi bisnis perbankan.
Pondasi utama industri keuangan, kata Sri Mulyani tetap trust dan confidence. Apapun bisnis modelnya, apapun paltformnya, termasuk kolaborasi dengan fintech, kedua hal tersebut harus tetap dijaga.
“Anda bisa menggunakan approach apapun tapi pondasinya tetap sama. Good corporate governance (GGC) harus dikedepankan. Teknologi bisa digunakan untuk membantu meningkatkan pelayanan,” kata Sri Mulyani saat menjadi keynote speaker di Indonesia Banking Expo (IBEX) 2018.
Saat ini hasil survei menunjukkan, GCG industri perbankan masih dikategorikan “baik”. Sri Mulyani mendorong agar lebih ditingkatkan menjadi “baik sekali”.
Ia juga mendorong industri perbakan untuk memunculkan culture yang inovatif dan kreatif. Industri pun harus mau berinvestasi di sektor sumber daya manusia (SDM) agar siap bekerja dan bersaing di era digital.
“Kondisi saat ini menuntut kita punya kemampuan adaptif dan fleksibilitas yang kuat. Itu yang dibutuhkan untuk menghadapi perubahan yang terjadi dengan cepat,” imbuhnya. (Ari A)
Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More
Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More
Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More
Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More