Menkeu: Peningkatan Aktivitas Konsumsi dan Produksi Bekal Pemulihan 2022

Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pemulihan aktivitas konsumsi dan produksi masyarakat akan menjadi kunci pemulihan ekonomi pada tahun depan. Untuk itu, pengetatan protokol kesehatan dan kewaspadaan terhadap COVID-19 menjadi hal yang esensial terutama menjelang Natal dan Tahun Baru.

“Aktivitas konsumsi dan produksi masyarakat yang telah meningkat akan terus menjadi bekal untuk masuk ke tahun 2022 yang lebih kuat lagi dari sisi pemulihan ekonomi,” ujar Menkeu ketika menyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun 2022, di Kantor Presiden, dikutip 30 November 2021.

Sri Mulyani mengungkapkan, kemampuan untuk mengendalikan pandemi memicu pulihnya Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK), bahkan mendekati sebelum terjadinya pandemi. Begitu juga dengan Purchasing Managers’ Index (PMI), yang mengalami kenaikan. Indikator lain yang mengalami pertumbuhan yang cukup kuat di antaranya ekspor, impor, dan konsumsi listrik.

“Outlook kita tahun 2021 untuk pertumbuhan (ekonomi) masih di 3,5% – 4% dari PDB, yang didukung oleh sisi permintaan maupun sisi produksi terutama untuk investasi, konsumsi, ekspor untuk sisi permintaan dan sisi produksi terutama dari sisi manufaktur, perdagangan, dan bahkan sektor pertambangan,” ucapnya.

Di sisi lain, stabilitas di pasar keuangan saat ini juga sangat kondusif, yang terlihat dari kepercayaan terhadap surat berharga negara (SBN) yang cukup kuat. Indeks Harga Saham juga mengalami peningkatan, begitu juga dengan nilai kurs yang cukup stabil sehingga memberikan kepercayaan terhadap sisi keuangan.

Meski demikian, Menkeu mengingatkan adanya peningkatan inflasi yang perlu diwaspadai termasuk dampak kebijakan-kebijakan yang diambil negara maju terhadap perekonomian Indonesia.

“Kenaikan inflasi ini tentu akan menimbulkan dampak dari sisi kebijakan moneter terutama di negara maju, seperti yang sering disampaikan yaitu terjadinya tapering,” paparnya.

Menkeu menambahkan, pihaknya bersama-sama dengan Bank Indonesia terus melakukan koordinasi baik di dalam menjaga stabilitas ekonomi, nilai tukar, inflasi, maupun dari sisi keberlanjutan pembiayaan kita di masa depan.

“Kita akan terus menjaga pembiayaan secara hati-hati karena tahun depan seperti kami sampaikan, terjadi beberapa dinamika global yang harus kita waspadai; inflasi tinggi, tapering, dan juga harga komoditas, serta dari sisi perekonomian baik RRT maupun Amerika (Serikat) kemungkinan akan menghadapi tekanan dengan dinamika ini,” pungkasnya. (*)

 

Editor: Rezkiana Np

Evan Yulian

Recent Posts

IHSG Dibuka Rebound ke Level 7.304 Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (8/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

41 mins ago

IHSG Diprediksi Lanjut Melemah, Analis Rekomendasikan 4 Saham Ini

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

1 hour ago

Trump Menang, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps

Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed kembali memangkas… Read More

1 hour ago

BCA Syariah Bersama BAZNAS RI Gelar Pelatihan Manajemen Keuangan Bagi Mustahik Micropreneur

Direktur Pemberdayaan dan Layanan UPZ CSR BAZNAS RI Eka Budhi Sulistyo (kanan) dan Seketaris Perusahaan… Read More

3 hours ago

Kembali Terpilih sebagai Ketua ASBISINDO, Hery Gunardi Optimis Masa Depan Perbankan Syariah Nasional

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi tengah membrikan sambutan saat Musyawarah… Read More

3 hours ago

BCA Luncurkan Program Runvestasi

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T. Budiman memberikan sambutan saat peluncuran program… Read More

3 hours ago