Moneter dan Fiskal

Menkeu Ingin Ekonomi Tak Hanya Ditopang Jawa

Jakarta–Selama periode bulan Ramadhan hingga mudik Lebaran, tingkat konsumsi masyarakat terus meningkat. Hal ini tentu akan menggerakan perekonomian nasional. Akan tetapi, selama mudik Lebaran hanya Pulau Jawa saja yang berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, di Jakarta, Minggu, 25 Juni 2017 mengatakan, mayoritas perekonomian yang paling diuntungkan saat momen mudik Lebaran hanya di Pulau Jawa saja. Tradisi mudik ke kampung halaman selama ini hanya terkonsentrasi di pulau terpadat di Indonesia tersebut.

Oleh sebab itu, dirinya berkeinginan agar pertumbuhan perekonomian nasional tidak hanya ditopang oleh Pulau Jawa saja seperti DKI Jakarta, namun juga daerah lain di luar Pulau Jawa juga bisa berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional. Hal ini tak lain dilakukan pemerintah untuk mengurangi angka ketimpangan.

“Ketimpangan ini adalah suatu bentuk yang harus kita perbaiki. Jadi bagaimana kita harus mengurangi agar konsentrasi kegiatan ekonomi itu tidak terpusat hanya di Jakarta atau di Pulau Jawa saja,” ujarnya.

Di beberapa provinsi di Jawa, kata dia, aktivitas ekonomi menggeliat pesat selama periode mudik Lebaran. Beberapa provinsi tersebut antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. “Untuk beberapa provinsi (di Jawa) akan mendapatkan aktivitas dari sisi tempat tinggal yaitu hotel dan tempat makan,” ucap Sri Mulyani.

Namun dirinya memandang selama satu dekade terakhir saat Lebaran memang cenderung sulit menemukan kegiatan ekonomi, seperti rumah makan atau restoran yang buka, saat libur Lebaran. Tetapi, banyak juga aktivitas ekonomi yang tetap berjalan, termasuk terkait konsumsi yang tetap beroperasi saat Lebaran. Sehingga, perputaran ekonomi masih terjadi.

“Pasti banyak pekerja yang memang membutuhkan dibayar dan butuh bayaran ekstra,” papar Menkeu.

Dalam sepekan terakhir perputaran uang ditengah masyarakat sangatlah besar. Bagaimana tidak, banyak masyarakat yang berbelanja untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Meski demikian, dengan besarnya konsumsi masyarakat, diharapkan transaksi tunai perlahan berkurang. Sebaliknya, implementasi transaksi nontunai diharapkan meningkat.

“Dilihat dari jumlahnya, mudah-mudahan kita tidak lihat banyak cash (uang tunai) ya. Jadi lebih banyak cashless (transaksi nontunai),” tutup Sri. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Mejeng di Big Bang Festival, Karcher Unjuk Teknologi Pembersih Canggih

Jakarta - Karcher Indonesia menghadirkan solusi kebersihan rumah tangga dalam ajang Big Bang Festival 2024,… Read More

2 hours ago

Dorong Literasi Keuangan, Bank Mandiri Kenalkan Produk Perbankan ke 93.000 Pelajar

Jakarta - Bank Mandiri terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat sesuai program yang dicanangkan… Read More

4 hours ago

Target Penyaluran KUR 2025 Naik jadi Rp300 Triliun

Jakarta – Pemerintah menetapkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun untuk 2025. Hal ini ditetapkan dengan… Read More

7 hours ago

Wamen BUMN Cek Langsung Kesiapan SPKLU PLN Layani Kebutuhan Nataru

Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Komisaris PT PLN (Persero), Aminuddin… Read More

8 hours ago

Pengamat Optimis Pertamina Mampu Wujudkan Swasembada Energi

Jakarta - Pengamat Ekonomi Bisnis Acuviarta Kartabi menyatakan optimisme kinerja PT Pertamina (Persero) yang tidak… Read More

9 hours ago

Bank Banten Optimistis Tutup 2024 dengan Kinerja Positif

Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Perseroda) Tbk atau Bank Banten optimistis menutup 2024… Read More

10 hours ago