Jakarta–Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menghimbau nama-nama yang disebutkan dalam skandal Panama Papers untuk merepatriasi dana mereka ke dalam negeri.
Bambang menyebut masalah likuiditas di Indonesia disebabkan karena uang yang dimiliki orang-orang Indonesia justru ditempatkan di luar negeri.
“Dibanding negara tetangga kelihatan sekali yang jadi masalah likuditas adalah uang kegiatan Indonesia adanya di luar negeri. Lewat tax amnesty saya ingin ingin uang itu kembali. Saya imbau nama di Panama Papers repatriasi dana mereka di luar negeri,” kata Bambang, Jumat, 8 April 2016.
Dia mengatakan, Pemerintah bersama otoritas lainnya akan menyiapkan instrumen-instrumen untuk menyerap dana-dana itu jika dikembalikan ke dalam negeri.
“Nanti akan ada SUN, surat utang BUMN atau kategori korporasi, deposito setahun karena kami syaratkan holding period setahun. Kami harap yang terbaik dari repatriasi. Begitu semua jelas kami akan koordinasi dengan BI dan OJK untuk pastikan sistem keuangan kita bisa akomodir, kalau jumlahnya besar nantinya bank-bank akan terima likuditas tapi di saat sama harus disalurkan untuk kegiatan produktif,” tukas Bambang.
Seperti diketahui baru-baru ini The International Consortium Investigations Journalist (ICJI) menguak 2,6 terabita data terkait praktek perusahaan firma hukum yang berkantor pusat di Panama yaitu Mossack Fonsecca. Mossack Fonsecca diduga bekerja sama dengan beberapa bank global untuk menyembunyikan kekayaan puluhan ribu orang di dunia di negara-negara surga pajak.
Tak kurang dari 500 bank, anak usaha bank serta cabang bank tersangkut dengan kebocoran data yang disebut Panama Papers itu karena memilki klien perusahaan-perusahaan cangkang yang dimiliki para politisi, pengusaha, pelaku kriminal, atlet olahraga, hingga artis. Perbuatan itu diduga untuk menghindari pencatatan pajak di negara mereka atau untuk melakukan pencucian uang. Meskipun begitu bukan berarti nama-nama yang disebutkan dalam dokumen tersebut melakukan pelanggaran hukum.
Dari Indonesia, beberapa nama yang disebut dalam data Panama Papers antara lain Achmad Kalla Direktur Utama Bukaka, bos CT Corp Chairul Tanjung, Djan Faridz Ketua Partai Persatuan Pembangunan muktamar Jakarta, Erick Thohir bos Mahaka Grup, Erwin Aksa CEO Grup Bosowa, Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir, Mantan Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan dan istrinya Yasmin Stamboel Wirjawan, Pengamat Ekonomi Ichsanuddin Noorsy, teknokrat Ilham Akbar Habibie, Bos Lippo Grup James T Riady, serta ribuan nama lain tak hanya nama-nama individu namun juga nama-nama korporasi.
Total ada 214.488 nama perusahaan offshore di dokumen Panama Papers. Ratusan ribu perusahaan itu terhubung dengan orang-orang dari 200 negara. Data yang bocor itu mencakup email, tabel keuangan, pasport dan catatan pendirian perusahaan, yang mengungkapkan identitas rahasia dari pemilik akun bank dan perusahaan di 21 wilayah/yuridiksi offshore, mulai dari Nevada, Singapura sampai British Virgin Islands. (*) Ria Martati
Editor: Paulus Yoga
Presiden Direktur & Chief Executive Officer (CEO) BCA Life, Christine Setyabudhi menyampaikan sambutan saat peluncuran… Read More
Jakarta - Bank Perekonomian Rakyat Syariah Seluruh Indonesia (HIMBARSI) meresmikan Alfi Wijaya sebagai ketua umum… Read More
Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada tahun 2025 diprediksi akan memberikan tekanan besar… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD423,4 miliar… Read More
Jakarta – Demi meredam dampak atas kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun… Read More
Jakarta – Mengelola likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan dengan banyak rekening operasional, terutama yang… Read More