Moneter dan Fiskal

Menkeu Harap Defisit Transaksi Berjalan Ditekan Jadi US$17 Miliar

Jakarta – Pemerintah terus berupaya untuk menekan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berharap defisit transaksi berjalan ditahun depan setidaknya bisa kembali ke posisi US$17 miliar seperti realisasi di 2017.

“Masalah current account deficit idealnya dipecahkan dengan ekspor yang naik, bukan impor yang diturunkan. Sehingga, ini adanya competitiveness,” ujarnya di Jakarta, Senin, 24 September 2018.

Sri Mulyani mengungkapkan, bahwa pada tahun lalu , nilai defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$17 miliar, namun pada Semester I-2018 tingkat defisit sudah mencapai US$13,5 miliar. “Saat ekonomi kita bertumbuh impor meninggi, tetapi ekspor juga naik meski tersalip impor,” ucapnya.

Nilai defisit transaksi berjalan di 2018 , kata dia, diproyeksikan akan mencapai US$25 miliar. “Sekarang bagaimana cara kita menurunkan defisit itu agar pada 2019 setidaknya bisa kembali seperti di 2017 yang sebesar US$17 miliar. Tetapi, bukan dengan menurunkan impor,” papar Sri Mulyani.

Lebih lanjut Sri Mulyani menjelaskan, saat ini pemerintah berkonsentrasi meningkatkan ekspor dan bukan berupaya menekan impor di tengah ekonomi nasional yang sedang bertumbuh. “Yang kami jaga adalah mengurangi impor produk-produk makanan,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI), Sinthya Roesly menambahkan, bahwa pihaknya terus mendorong peningkatan ekspor Indonesia. Dengan nilai ekspor yang besar diharapkan akan mampu menekan defisit transaksi berjalan.

“Kami mendapatkan arahan dari pemerintah untuk lebih fokus ke usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor dan bisa meningkat engange stake holder menjadi lebih baik,” jelasnya.

Dengan menggunakan analisis Computing General Equilibrium (CGE) berbasis data Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia (SNSE), kata dia, disimpulkan bahwa pembiayaan agregat LPEI berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi dan peningkatan penyerapan tenaga kerja serta menurunkan kemiskinan.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kemanfaatan LPEI bagi negara, namun kami tidak dapat berjalan sendiri. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kehadiran dan dukungan para stakeholders dalam mendukung revitalisasi peran LPEI,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

15 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

15 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

15 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

17 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

17 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

20 hours ago