News Update

Menkeu Bakal Kejar BUMN Yang Belum Setor Dividen

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan mengejar perusahaan BUMN yang belum menyetorkan dividen kepada negara. Pihaknya akan berkoordinasi dengan tim dari Kementerian BUMN untuk menginvestigasi perusahaan plat merah yang belum setor dividen.

Dia mengatakan, terdapat 21 perusahan BUMN yang tidak menyetorkan dividen ke negara. Pasalnya, hal tersebut lantaran 21 perusahaan pelat merah tersebut masih mengalami kerugian hingga Semester I 2017. Kerugian tersebut, kata dia, lantaran disebabkan adanya persaingan dan efisiensi.

“Ada yang belum mampu bayar karena menghadapi situasi keuangan yang tidak membaik. Karena hadapi kerugian, baik kerugian satu tahun atau akumulasi,” ujar Menkeu di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2017.

Lebih lanjut dirinya berharap agar beberapa perusahaan BUMN yang masih mengalami kerugian untuk bisa segera memperbaiki kondisi keuangannya, sehingga dari sisi optimalisasi keuangan negara dan manfaatnya bagi masyarakat bisa dipertanggungjawabkan.

“Seperti Garuda, Krakatau Steel, Bulog, kami akan periksa, kalau tata kelola baik, keputusan investasi salah menimbulkan persoalan sangat serius. Kalau efisiensi dan kompetisi industri harusnya bisa diperbaiki,” ucapnya.

Sebagai informasi Kehadiran Sri Mulyani di Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) ini berdasarkan Surat Presiden RI Nomor: R-39/Pres/06/2016 perihal penunjukan sementara waktu Menteri Keuangan untuk menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI.

Berikut BUMN yang sampai akhir 2017 yang tidak menyetorkan dividen karena mengalami kerugian berulang/akumulasi rugi:

A. BUMN rugi operasional karena kalah persaingan dan efisiensi:
1. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
2. Perum Bulog
3. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
4. PT PAL
5. PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero) Tbk
6. PT Indofarma (Persero) Tbk
7. PT Balai Pustaka (Persero)
8. PT Boma Bisma Indra (Persero)
9. Perum PEN
10. PT Berdikari (Persero)

B. BUMN dalam proses restrukturisasi diantaranya:
1. PT Nindya Karya
2. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)
3. PT Kertas Kraft Aceh (Persero)
4. PT Survey Udara Penas (Persero)
5. PT Industri Sandang Nusantara (Persero)
6. PT Iglas (Persero)
7. PT Kertas Leces (Persero)
8. PT Djakarta Lloyd (Persero)
9. PT Istaka Karya (Persero)
10. PT Varuna Tirta Prakarsya (Persero)
11. PT Primissima (Persero). (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

39 mins ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

49 mins ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

2 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

3 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

3 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

4 hours ago