Menjadi Central Bank Of The Year, Ini Ungkapan Hati Agus Marto

Menjadi Central Bank Of The Year, Ini Ungkapan Hati Agus Marto

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo baru saja dinobatkan sebagai Gubernur bank sentral yang paling berhasil di Asia. Penghargaan tersebut diumumkan pada Jumat, 13 Oktober 2017 di media Global Market.

Agus Martowardojo dinilai cukup tenang dalam menghadapi pergerakan ekonomi yang menantang beberapa tahun belakangan. Disaat yang bersamaan ia tetap mengeluarkan kebijakan yang tepat dalam menghadapinya. Kebijakan itu berhasil meredam gejolak, sehingga perekonomian Indonesia tetap stabil.

Agus sendiri telah mengalami banyak pengalaman dalam menghadapi gejolak ekonomi, sebab sebelumnya, ia pernah menjadi Menteri Keuangan yang juga terbilang sukses menggawangi stabilitas keuangan. Global Capital bahkan juga menyebutnya sebagai salah satu menteri keuangan negara yang paling sukses, dalam tulisannya.

Dalam menjalankan perannya sebagai Gubernur BI, Agus melakukan pemetaan masalah, disamping terus menjaga ekonomi tetap stabil dengan berbagai kebijakan termasuk melakukan pemangkasa suku bunga diwaktu yang tepat. Pada 2016, BI terbilang telah melakukan enam kali pemangkasan suku bunga.

Agus juga dinilai jenius, mengetahui salah satu kerapuhan ekonomi Indonesia karena ketergantungan pada ekspor komoditas, maka ia lakukan pendekatan kebiajakan baru dan teknokratis. Pada 2014, ia meluncurkan rencana transformasi 10 tahun yang disusun dengan matang, setelah melakukan konsolidasi internal, termasuk meminta masukan dari McKinsey dan IMF.

“Indonesia telah mengubah tidak hanya kebijakan moneter, tetapi juga sistem pembayaran, stabilitas keuangan dan kebijakan uang beredar. Ini adalah transformasi besar ” ujar Agus seperti dikutip dari Global Capital.

Di sisi moneter, BI mengalihkan kebijakan suku bunganya menjadi BI 7-day Reverse Repo Rate. BI juga memodifikasi kebijakan Giro Wajib Minimum. Apresiasi yang juga diberikan adalah terkait upaya BI melakukan pendalaman pasar keuangan, dan semuanya disosialisasikan dalam waktu tiga tahun.

Martowardojo mengakui bahwa nilai tukar rupiah menyentuh level terendah dalam 10 bulan terakhir pada minggu terakhir bulan September. Posisi ini lebih lemah dari yang diperkirakan. Namun, Agus memperkirakan ketahanan ekonomi Indonesia masih sangat bagus, sehingga ia memastikan bawah pelemahan nilai tukar ini diperkirakan hanya bersifat sementara. Bank Dunia sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,3% tahun ini, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5%.

Di satu sisi, inflasi masih sesuai target, yakni dikisaram 3%. Agus mengatakan, pada 29 September penurunan suku bunga acuan yang dilakukan BI dinilai cukup dan menandakan BI memiliki ruang yang cukup dalam melakukan pelonggaran kebijakan moneter.

Ke depan, ambisi utama BI adalah untuk memperluas dan memperdalam pasar keuangan dan pasar modal. “Kami membutuhkan lebih banyak produk, lebih banyak instrumen,” kata Agus seperi dikutip dari Global Capital.

Agus menambahkan, Bank sentral telah memperkenalkan instrumen pasar keuangan dan beberapa kebijakan untuk mendukungnya . Selain itu, dilakukan juga perbaikan tata kelola bagi investor dan emiten, yang sangat penting untuk mendorong pasar keuangan.

Agus sendiri baru menjalankan satu periode masa jabatannya. Artinya, ia memiliki satu periode lagi untuk menjadi gubernur BI. Namun, ketika ditanya bagaimana kelanjutannya sebagai Gubernur BI, Agus berujar bahwa sudah saatnya ia cukup mengamati dan memberi kesempatan kepada penggantinya. Agus mengatakan bahwa fokusnya adalah mengakhiri ini, dan bekerja sama dengan gubernur terpilih nantinya. Ia pun berharap semua program bisa berlanjut dengan baik. “Mudah-mudahan sistem akan menemukan gubernur bank sentral yang baik.” selorohnya. (*)

 

Related Posts

News Update

Top News