Tangerang Selatan – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menjadikan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai target market utama. Bank pelat merah beraset Rp1.965 triliun per Desember 2023 itu, terus mendorong UMKM naik kelas dan go global.
Upaya itu tidak hanya dilakukan melalui penyaluran pembiayaan, pendampingan dan monitoring. Di saat yang sama, literasi keuangan juga menjadi bagian penting sebagai landasan dalam mendorong UMKM naik kelas. Maka itu, BRI selalu melakukan edukasi kepada nasabahnya. Dengan literasi keuangan yang meningkat, harapannya nasabah menjadi lebih cermat mengelola bisnisnya, dan bisa naik kelas.
Mantri yang berhubungan langsung dengan nasabah pelaku UMKM tentu menjadi ujung tombak, termasuk dalam melakukan edukasi dan literasi keuangan. Di BRI, mantri bisa menjalankan banyak peran, yakni sebagai tenaga pemasar, analis, hingga collector. Mantri juga yang melakukan pendampingan bagi nasabah. Ini untuk memastikan kredit yang dicarikan tepat guna.
“Pendampingan pasti. Dari awal teman-teman mantri kalau memberikan pembiayaan, mau tidak mau melakukan monitoring juga. Kami ingin memastikan pengusaha UMKM yang diberi kredit, usahanya ada progress,” jelas Pemimpin Cabang BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai (BSD), Irawan Cahyo Nugroho saat menerima infobanknews di kantornya, 18 Maret 2024 lalu.
Baca juga: Berkat KUR, Pembudidaya Ikan Hias Ini Berhasil Tingkatkan Kapasitas Usaha
Pria akrab disapa Ican itu mengungkapkan, literasi keuangan juga terus disampaikan BRI, baik secara formal maupun informal. Tujuannya agar mereka memiliki pola pikir dan cara pandang dalam mengelola bisnis dengan lebih baik. Pada akhirnya mereka menjadi lebih cakap dalam mengelola keuangan. Paling tidak ada 4 konsep literasi keuangan yang selalu disampaikan kepada pelaku UMKM.
Pertama, pengenalan atau penguatan produk-produk simpanan. Jadi masyarakat diedukasi untuk menabung. Produknya tentu bergantung kebutuhan nasabah. Misalnya untuk menabung, bisa di deposito yang bunganya relatif lebih tinggi. Namun bila peruntukannya untuk transaksi, diarahkan ke produk tabungan atau giro.
Kedua, bila nasabah sudah mempunyai kemampuan terkait simpanan, BRI akan memberikan pemahaman terkait pinjaman. Bagaimana cara memperoleh pinjaman, siapa yang dihubungi dan lain sebagainya. Para mantri bisa berdiskusi dengan calon nasabah. Produk pinjaman apa yang sesuai kebutuhan. Bisa produk modal kerja, investasi atapun konsumtif.
“Kita ajak diskusi sampai mereka menjadi tahu dan paham. Setelah tahu, mereka kemudian berani mengajukan pinjaman. Kalau di BRI Unit itu rata-rata modal kerja dan investasi,” tambah Ican yang sudah 23 tahun berkarier di BRI.
Ketiga, literasi keuangan selanjutnya adalah terkait asuransi. Nasabah didorong untuk memahami konsep bahwa menjalankan usaha itu perlu adanya coverage ataupun risk mitigation berupa asuransi. Misalnya asuransi jiwa, asuransi kerugian dan lain sebagainya. BRI sendiri sudah mempunyai anak usaha asuransi jiwa dan asuransi umum, yakni BRI Life dan BRI Insurance.
Keempat, soal investasi. BRI mengenalkan nasabah pada produk-produk investasi. Baik investasi di produk simpanan seperti deposito, atapun instrument lain. Sebut saja misalnya produk obligasi, sukuk, reksa dana dan lain-lain.
“Kita jelaskan semua ke mereka. Ini menjadi rangkaian dari keinginan BRI berkontribusi ke masyarakat. Untuk meningkatkan kemampuan mereka, sehingga usahanya bisa naik kelas,” tegas Ican.
Terpisah, Yan Setiawan, Kepala Unit BRI Unit Serpong mengatakan, sebagai bagian dari upaya literasi keuangan, biasanya BRI mendorong pelaku-pelaku UMKM -UMKM untuk bertransaksi menggunakan QRIS ataupun aplikasi BRImo. Dengan begitu, semua riwayat transaksi akan tercatat. Pembukuan UMKM pun bisa menjadi lebih rapi, dan bisa menjadi bahan bagi perbankan bila ingin memberikan kredit dengan plafon lebih tinggi.
Baca juga: Cerita Lina Rahmania Bangun Sanrah Food, Kini Bisa Ekspor Sambal ke Jerman
“Biasa kalau yang memang sudah mempunyai niat untuk naik kelas begitu. Potensi usahanya memang bagus, kita dorong transaksinya lewat QRIS atau BRImo, jadi semua jelas masuk ke rekening. Biasanya yang bagus-bagus mereka minta difasilitasi QRIS,” kata Yan kepada Infobanknews.
Sementara, Muhammad Nugroho, Associate Mantri BRI Unit Curug Kulon mengungkapkan, mantri memang berperan dalam meningkatkan literasi keuangan nasabah. Mantri juga bisa menjadi semacam financial advisor bagi nasabah. Umumnya, nasabah yang mempunyai kebutuhan pinjaman atau produk perbankan lain, akan mengajak mantri berdiskusi. Mantri-mantri BRI memang mempunyai kedekatan yang erat dengan nasabah dan ekosistem UMKM.
“Kami biasa memberikan saran sesuai kebutuhan nasabah. Misalnya seperti kemarin, ada nasabah yang ingin mengajukan KUR lagi, tapi dengan nominal yang lebih tinggi, saya kenalkan dan fasilitasi dengan tim dari Kantor Cabang Pembantu (KCP). Karena jika nominalnya Rp300 jut ke atas, dari Unit biasanya dialihkan ke KCP,” tutur Muhammad. (*) Ari Astriawan
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More