Nilai tukar USD tambahnya terus melemah karena serangkaian data ekonomi yang tidak menggembirakan dari AS sehingga investor mempertanyakan apakah Fed akan meningkatkan suku bunga AS lagi tahun ini.
Sentimen akan Donald Trump pun tampak semakin melemah karena pasar meragukan kemampuannya untuk melaksanakan proposal belanja fiskal.
Baca juga: Jaga Inflasi Administered Prices, BI Perkuat Koordinasi
Walaupun pasar bereaksi terhadap pengumuman pajak besar pekan lalu yang tidak banyak menjelaskan tentang reformasi pajak, perlu diingat bahwa dukungan terhadap reformasi yang diajukan, tidak berarti reformasi tersebut akan disahkan oleh kongres.
Perhatian kini akan tertuju pada rapat Fed dan data tenaga kerja AS pekan ini yang dapat menimbulkan volatilitas nilai tukar USD. Walaupun pasar memperkirakan bahwa Fed tidak akan mengubah suku bunga di bulan Mei, investor akan menganalisis rapat kali ini untuk mencari isyarat atau konfirmasi mengenai kenaikan suku bunga di bulan Juni. (*)
Page: 1 2
Jakarta - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA), Veronica Tan, mengungkapkan rencana… Read More
Jakarta – PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) resmi mengganti nama menjadi Sumitomo Mitsui Banking Corporation… Read More
Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil, Selasa,… Read More
Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN)… Read More
Jakarta - Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More
Jakarta - Wakil Presiden Bank Sentral Eropa Luis de Guindos menyebut, rencana pengeluaran Presiden terpilih… Read More