News Update

Mengukur Kekuatan Saham BRI di 2016

Jakarta – Retail Research-Technical Analyst Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah menuturkan saat ini tren pergerakan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sedang bullish (naik) pada jangka pendek.

Ia mengatakan support-resistance saham BRI berada pada Rp10.200-Rp10.700. Pada perdagangan sesi I siang ini saham BRI berada di level Rp10.375.

“Kami masih tetap merekomendasi neutral untuk saham BBRI dengan target price baru Rp11.300 setelah memangkas prediksi laba mereka sebesar 2%-3% untuk proyeksi kinerja 2016-2017,” kata Hadiyansyah dalam risetnya, Jumat, 10 Juni 2016.

Target price itu sendiri turun dari Rp12,000. Revisi tersebut didasari valuasi rasio harga saham per nilai buku (P/BV) 2x P/BV (menggunakan Gordon Growth Model/GGM) untuk rerata 2016-2017.

Proyeksi ini mengacu pada prediksi penyaluran kredit dan simpanan dana pihak ketiga (DPK) perseroan untuk 2016-2017 yang mencerminkan permulaan yang lambat tahun ini serta menetapkan kembali asumsi pinjaman tidak lancar (NPL).

Ia mengatakan pihaknya telah menurunkan asumsi pertumbuhan kredit emiten satu ini menjadi 13,5% dan 14,8% dari 15,3% dan 15,9% masing-masing untuk 2016-2017. Pertumbuhan kredit nonkonsolidasi perseroan dibukukan 17% YoY per Apr 2016, tetapi hanya naik 0,3% YTD karena tingginya dasar penghitungan pada Desember 2015.

“Kami juga menurunkan proyeksi pertumbuhan simpanan menjadi menjadi 11,1% dari 13,8% untuk 2016 tetapi tetap menjaga proyeksi pada 13,3% pada 2017. Sebagai pembanding, pertumbuhan 12,5% yoy (-2,9% ytd) per Apr 2016,” jelasnya.

Terkait level pinjaman tidak lancar (NPL) yang tercatat sebesar 2,22% pada Mar 2016, naik dari 2,02% pada Desember 2015 diprediksi akan naik lagi menjadi 2,43% pada pertengahan tahun dan mengakhiri tahun ini pada level 2,37%.

Angka itu masih di bawah NPL industri saat ini 2,84%. Dari sisi segmen, kredit menengah (berukuran Rp5 miliar-Rp50 miliar) membukukan kenaikan NPL tertinggi yaitu 6,68%, sedangkan kredit mikro (33,8% dari total kredit) memiliki NPL 1,54%.

Sedangkan penundaan rencana peluncuran BRIsat pada 9 Jun16 oleh Arianespace karena masalah teknis diniai tidak adanya dampak material. BBRI sendiri memprediksi dapat menghemat dana secara substansial yaitu Rp400 miliar dari beban komunikasi tahunan.

“Kami memangkas proyeksi laba 2%-3% untuk 2016-2017 karena ekspektasi pertumbuhan kredit. Margin bunga bersih (NIM) diprediksi akant urun dari 7,8% pada 2015 menjadi 7,5% pada 2016 dan 7,2% pada 2017,” tambahnya. (*) Dwitya Putra

 

Editor : Apriyani K

Apriyani

Recent Posts

Konsumsi Meningkat, Rata-Rata Orang Indonesia Habiskan Rp12,3 Juta di 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More

3 hours ago

Laba Bank DBS Indonesia Turun 11,49 Persen jadi Rp1,29 Triliun di Triwulan III 2024

Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More

4 hours ago

Resmi Diberhentikan dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Saya Terima dengan Profesional

Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More

5 hours ago

IHSG Ditutup Bertahan di Zona Merah 0,74 Persen ke Level 7.161

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More

5 hours ago

Naik 4 Persen, Prudential Indonesia Bayar Klaim Rp13,6 Triliun per Kuartal III-2024

Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More

6 hours ago

Kebebasan Finansial di Usia Muda: Tantangan dan Strategi bagi Gen-Z

Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More

6 hours ago