Market Update

Menguat di Awal Pekan, Pelaku Pasar Masih Ragukan Performa IHSG

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (7/11), dengan surplus 0,13 persen menuju 7.054,74. Meski demikian, pelaku pasar masih ragu dengan performa indeks di awal pekan, yang dinilai justru memiliki kecenderungan melemah.

Buktinya, usai menguat di pagi hari, selang beberapa detik saja indeks langsung melemah 22,01 poin (0,31 persen) ke level 7.023,51. Sebanyak 211 saham menguat, 171 saham melemah, dan 197 lainnya masih jalan di tempat.

Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp886,55 miliar dari 1,47 miliar saham yang diperdagangkan. Indeks LQ45 terpantau melemah 0,43 persen ke 1.001,70, indeks JII terkoreksi 0,23 persen di 613,99, dan indeks IDX30 menyusut 0,42 persen menuju 527,12.

Indeks sektoral yang tersungkur ke zona merah terdiri dari sektor keuangan yang melemah 0,53 persen, industri 0,34 persen, dan nonsikliklal 0,15 persen. Sementara yang sukses bertengger di zona hijau sedikit lebih banyak, yaitu sektor bahan baku sebesar 0,07 persen, energi 0,01 persen, kesehatan 0,07 persen, infrastruktur 0,18 persen, properti 0,1 persen, teknologi 0,02 persen, dan transportasi 0,33 persen.

Deretan saham yang masuk daftar top gainers, adalah PT Pan Brothers Tbk (PBRX), PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) dan PT ICTSI Jasa Prima Tbk (KARW). Sedangkan yang mengisi jajaran top losers, yaitu PT Batavia Prosperindo Trans Tbk (BPTR), PT Primarindo Asia Infrastruktur Tbk (BIMA) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF).

Tiga saham yang teraktif diperdagangkan adalah PT Pan Brothers Tbk (PBRX), PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI), dan PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO). Sedangkan tiga saham dengan volume terbesar antara lain PT Pan Brothers Tbk (PBRX), PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP), dan PT Panin Financial Tbk (PNLF).

Sementara tiga saham dengan nilai transaksi terbesar adalah PT Bhakti Multi Artha Tbk (BHAT), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Ketidakyakinan pelaku pasar terhadap performa indeks, terutama datang dari fluktuasi suku bunga acuan Bank Sentral AS, Federal Reserves (The Fed), yang oleh sebagian pelaku pasar dinilai sudah cukup mengkhawatirkan. (*) TAF

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Wamenkop: Semangat Syarikat Islam dan Koperasi Tak Bisa Dipisahkan

Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengungkapkan, sejarah panjang perjalanan koperasi di Indonesia… Read More

4 hours ago

Sompo Insurance Gelar Aksi ’50 Second Challenges’ di HUT ke-50, Begini Keseruannya

Jakarta – PT Sompo Insurance Indonesia (Sompo Insurance) menggelar aksi “50 Second Challenges” sebagai bagian dari… Read More

6 hours ago

Pertamina Mandalika Racing Series dan Scooter Prix Bisa Jadi Katalisator Ekonomi

Jakarta - Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat, menyambut baik… Read More

7 hours ago

Akhir April Cerah, Modal Asing Guyur RI Rp2,36 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, pada pekan keempat April 2025, aliran modal asing masuk atau capital… Read More

16 hours ago

RUPST Ancol Angkat Cak Lontong jadi Komisaris

Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sepakat mengangkat… Read More

17 hours ago

BCA Menggila, OJK dan Infobank Pun Dilibasnya

Jakarta -- PT Bank Central Asia (BCA) Tbk memang juara. Tak hanya di kinerja bisnis,… Read More

18 hours ago