Perbankan

Menengok Laju Kredit Sejumlah BPD di Kuartal III 2025, Siapa Paling Moncer?

Poin Penting

  • Per September 2025, kredit perbankan nasional tumbuh 7,70 persen yoy, masih di level moderat, dengan mayoritas bank besar mencatat pertumbuhan single digit.
  • Sejumlah BPD seperti Bank Banten (22,01 persen) dan Bank Kalteng (9,91 persen) mencatat pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri perbankan nasional yang hanya 7,20 persen.
  • Meski ekspansif, BPD umumnya menjaga kualitas aset dengan rasio NPL di bawah ambang batas 5 persen, menandakan fungsi intermediasi yang tetap sehat dan prudent.

Jakarta – Penyaluran kredit industri perbankan nasional hingga September 2025 menunjukkan pertumbuhan yang moderat. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan sebesar 7,70 persen (yoy) pada September 2025. Sebagai pembanding, pada Agustus 2025 kredit perbakan tumbuh 7,56 persen yoy.

Berdasarkan catatan Infobanknews, kinerja intermediasi sejumlah bank besar yang telah merilis laporan keuangan kuartal III 2025 terpantau masih tertekan. Pertumbuhannya mayoritas single digit.

PT Bank Central Asia (BCA), misalnya, realisasi kredit bank milik Djarum Group ini tumbuh 7,6 persen. Sedangkan bank kapitalisasi besar lainnya seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga hanya tumbuh 6,3 persen per September 2025.

Sedangkan bank pelat merah lainnya, yakni Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI) masing-masing mampu tumbuh double digit, yakni 11 persen dan 10,5 persen.

Kinerja Kredit BPD

Lalu, bagaimana dengan kinerja kredit bank Pembangunan daerah (BPD)?

Berdasarkan dari laporan keuangan yang telah dirilis, sebagian BPD menunjukkan kinerja kredit yang moncer meski dihadapkan sejumlah tantangan, mulai dari daya beli yang turun hingga kondisi likuiditas masing-masing BPD.

Baca juga: Maybank Indonesia Raup Laba Sebelum Pajak Kuartal III 2025 Rp1,30 T, Ini Penopangnya

Hingga September 2025, ada sejumlah BPD yang mampu merealisasikan kreditnya di atas rata-rata pertumbuhan perbankan nasional. Berikut rangkuman kinerja intermediasi BPD yang telah melaporkan kinerja keuangan kuartal III 2025 hingga 31 Oktober 2025.

  1. Bank Banten

Bank Banten menjadi salah satu BPD dengan kinerja intermediasi yang solid. Per September 2025, bank yang dipimpin Muhammad Busthami sebagai direktur utama ini mampu menyalurkan kredit hingga Rp4,45 triliun, tumbuh 22,01 persen dari posisi September 2024 sebesar Rp3,64 triliun.

Pertumbuhan kredit ini jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional yang berada di level 7,20 persen menurut data Bank Indonesia (BI).

Dari sisi kualitas aset, Bank Banten menunjukkan perbaikan nyata. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross berhasil ditekan dari 9,86 persen per September 2024 menjadi 5,53 persen di September 2025, sedangkan NPL net turun tipis menjadi 1,72 persen dari 1,83 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

2. Bank Kalteng

Di posisi kedua ada Bank Kalteng. Penyaluran kredit Bank Kalteng mencapai Rp11,50 triliun hingga September 2025, tumbuh 9,91 persen yoy ketimbang tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,46 triliun.

Pertumbuhan kredit tersebut juga berada di atas rata-rata industri perbankan nasional yang tumbuh 7,20 persen per September 2025.

Direktur Utama Bank Kalteng, Maslipansyah merinci, pertumbuhan kredit tersebut terutama ditopang oleh segmen korporasi dan komersial yang naik 12,8 persen, serta segmen consumer yang tumbuh 10,7 persen.

“Pertumbuhan ini menunjukkan aktivitas ekonomi daerah yang terus menggeliat. Kami menjaga keseimbangan antara ekspansi dan mitigasi risiko agar fungsi intermediasi Bank Kalteng semakin kuat dan berkontribusi nyata bagi perekonomian Kalteng,” jelas Maslipansyah kepada Infobanknews baru-baru ini.

Pertumbuhan kredit yang mengesankan itu juga diikuti dengan kualitas kredit yang terjaga. Ini tercermin dari rasio NPL per akhir September 2025 yang di bawah threshold 5 persen regulator, persisnya 2,77 persen untuk NPL gross dan 1,52 persen untuk NPL net.

3. Bank Sumut

Bank kebanggaan masyarakat Sumatera Utara (Bank Sumut) juga mampu mencatatkan kinerja kredit yang positif. Realisasi kredit dan pembiayaan mencapai Rp32,4 triliun, atau tumbuh 7,05 persen yoy.

Kualitas penyaluran kredit dan pembiayaan juga terjaga. Ini tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL Gross) tetap terjaga di bawah 3 persen, yakni 2,60 persen. 

Kinerja intermediasi lainnya, yakni Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Sumut tercatat tumbuh 9,84 persen yoy dari Rp35,3 triliun. Dari kinerja intermasi tersebut, Bank Sumut mampu meraup laba bersih Rp539 miliar, tumbuh 3,63 persen yoy per September 2025 dari tahun sebelumnya Rp520 miliar.

4. Bank Kalbar

Posisi selanjutnya ada Bank Kalbar. Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, kredit dan pembiayaan Bank Kalbar tumbuh 7,00 persen menjadi Rp1,72 triliun.

Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh sektor produktif, terutama perdagangan dan perkebunan, serta segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tetap menjadi fokus utama.

“Kredit konsumtif sebagai captive market kami juga tidak boleh ditinggalkan agar kontribusinya seimbang,” kata Rokidi, Direktur Utama Bank Kalbar kepada Infobanknews baru-baru ini.

Dari sisi kualitas aset, rasio NPL gross berada di level 2,20 persen, sedikit meningkat dari 2,19 persen tahun lalu, namun NPL net berhasil ditekan ke 0,72 persen dari sebelumnya 0,84 persen.

“Ekspansi kredit kami massif, namun selektif dan prudent sehingga tetap menghasilkan laba optimal,” jelas Rokidi.

5. Bank Jatim

Dari sisi intermediasi, Bank Jatim menyalurkan kredit sebesar Rp65,46 trilin per September 2025 atau tumbuh 6,63 persen secara tahunan. Adapun pembiayaan syariah juga meningkat 4,16 persen, dari Rp13,96 triliun menjadi Rp14,79 triliun.

Kualitas aset juga terjaga baik dengan rasio kredit bermasalah (NPL gross) di level 2,00 persen. Meski naik tipis dari 1,52 persen pada periode sama tahun lalu, rasio ini masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan regulator.

Dari sisi penghimpunan dana, BJTM berhasil mencatat pertumbuhan DPK sebesar 13,51 persen menjadi Rp99,32 triliun, dari Rp87,50 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Komposisi DPK masih didominasi oleh dana murah (CASA) dengan porsi 58,39 persen dari total DPK.

Total aset Bank Jatim pun menembus Rp125,11 triliun per September 2025, meningkat dari Rp106,63 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

6. Bank BJB

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Bank BJB, salah satu BPD terbesar di Tanah Air mampu merealisasikan kredit dan pembiayaan Rp142,9 triliun per September 2025. Realisasi kredit dan pembiayaan ini tumbuh 3,5 persen secara tahunan.

Adapun rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) terjaga di 85,3 persen, mencerminkan keseimbangan sehat antara likuiditas dan penyaluran kredit.

Hanya saja, kinerja keuangan Bank BJB secara keseluruhan masih tertekan. Ini ditandai dengan raihan laba bersih laba bersih tahun berjalan tercatat sebesar Rp1,14 triliun. Realisasi ini menyusut 6,8 persen secara tahunan (yoy) dari laba bersih sebesar Rp1,22 triliun pada September 2024 lalu.

Baca juga: Bank Danamon Catat Laba Bersih Tumbuh Double Digit Jadi Rp2,8 T di Q3 2025

7. Bank Jateng

Terakhir, ada Bank Jateng. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Bank Jateng tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp59,45 triliun, naik tipis 1,35 persen dari Rp58,66 triliun pada September 2024.

Sementara itu, pembiayaan syariah tercatat sebesar Rp4,25 triliun atau tumbuh 11,84 persen secara tahunan.

Namun, kualitas aset nampaknya harus menjadi perhatian Bank Jateng dalam ekspansi kredit. Rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat mengalami kenaikan dari 3,92 persen pada September 2024 menjadi 4,06 persen pada September 2025.

Di periode sama, DPK mengalami kenaikan dari Rp74,17 triliun menjadi Rp80,27 triliun, atau tumbuh 8,22 persen. Struktur DPK tetap didominasi dana murah (CASA) dengan porsi 51,30 persen.

Bank Jateng menutup kuartal III 2025 dengan total aset sebesar Rp97,89 triliun, atau tumbuh 8,64 persen ketimbang Rp90,10 triliun di kuartal III 2024. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

45 mins ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

2 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

2 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

3 hours ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

3 hours ago

Komitmen Pertamina EP Jalankan Praktik Keberlanjutan dan Transparansi Data

Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More

3 hours ago