Jakarta – Tahun 2018 merupakan tahun yang cukup menantang untuk industri asuransi. Tak sedikit perusahaan asuransi melakukan strategi dengan menggenjot bisnis ritel.
Hal tersebut terliat dengan mulai maraknya perusahaan asuransi yang meluncurkan produk ritel.
Contohnya PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance). Presiden Direktur Tugu Insurance, Indra Baruna sempat mengakui upaya perusahaan yang gencar merilis produk asuransi untuk segmen ritel, seiring dengan komitmen mendorong inklusi keuangan di Indonesia agar dapat mencapai 75% pada 2019.
“Dengan pembayaran premi yang sangat terjangkau, kami ingin semua kalangan masyarakat terutama masyarakat bawah terdorong untuk semakin aktif menggunakan produk-produk keuangan formal yang semakin banyak ditawarkan belakangan ini,” kata Indra.
Seperti diketahui Juni tahun lalu, perseroan merilis produk tride bagi pengendara sepeda motor. Produk dengan premi mulai Rp90.000 per tahun ini, memberikan perlindungan yang komprehensif bagi pengemudi, penumpang dan kendaraan dari berbagai risiko.
Selain melindungi jiwa pengendara, produk asuransi ini juga akan menjamin biaya perbaikan kendaraan atau mengganti kendaraan hilang karena pencurian sebesar Rp5 juta.
Jaminan utama T-ride adalah total loss only (TLO), yang artinya akan menjamin kerugian kendaraan bermotor bila mengalami kecelakaan dengan biaya perbaikan melebihi 75% dari nilai pasar atau kendaraan hilang karena pencurian.
Adapun sebagai jaminan tambahan, perseroan menawarkan perlindungan dari beberapa risiko lainnya seperti kerusuhan, huru-hara, terorisme, sabotase, banjir, angin topan, gempa bumi dan tsunami. T-ride juga menawarkan jaminan berupa tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, kecelakaan diri pengemudi, dan kecelakaan diri penumpang.
‘’Kami menjamin proses klaim berjalan secara profesional dan cepat karena layanan terbuka 24 jam,’’ imbuhnya.
Perusahaan lain ada Asuransi Astra yang coba ingin lebih memanjakan para konsumennya dengan meluncurkan fitur Garda Xperience Intelligent Assistant (Garxia) di 2018. Fitur ini memungkinkan konsumen untuk mengklaim dengan chatting alias kirim pesan saja.
Ada juga PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo yang coba masuk ke segmen ritel dengan memberikan perlindungan Personal Accident Insurance atau asuransi kecelakaan diri kepada 1.000 bikers pada event Bali Bike Festival IV – 2018.
Dengan memasarkan produk asuransi yang bersifat ritel kepada target market perorangan, maka Askrindo juga sekaligus mensosialisasikan program literasi.
Namun bagaimana dengn tahun 2019? Di tahun politik ini tentunya tantangan industri asuransi tidak kalah besar, dibandingkan tahun lalu.
Bisnis ritel menjadi menjanjikan karena, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, ditambah belum banyaknya masyarakat yang tereduksi pentingnya asuransi menjadi sebuah tantangan besar.
Terlebih jik dibandingkan dengan risiko di segmen korporasi yang karakteristik bisnisnya memiliki kompleksitas risiko lebih tinggi serta nilai pertanggungan yang harus ditempatkan ke reasuradur dalam porsi yang lebih banyak.
Kondisi ini berpotensi mendapatkan net premi yang lebih kecil bahkan jika loss ratio tinggi akan mengakibatkan profit lebih rendah pula.
Melihat hal tersebut, bukan tidak mungkin tahun ini, perusahaan Asuransi kembali marak meluncurkan produk ritel baru. (*)
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 tentang… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan proses pengembangan kegiatan usaha bullion atau usaha yang berkaitan dengan… Read More
Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengoptimalkan fasilitas digital banking yang dimiliki sebagai alternatif… Read More
Jakarta - Menjelang libur dan cuti bersama perayaan Natal 2024, indeks harga saham gabungan (IHSG)… Read More
Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza menyatakan dukungannya terhadap kenaikan Pajak Pertambahan… Read More
Jakarta – Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera, Iwan Setiawan, kembali dinobatkan sebagai salah satu Top… Read More