Pada perdagangan di pekan ini, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.235-4.385 dan resistance 4.600-4.676. Dwitya Putra
Jakarta–Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan kemarin tercatat menguat cukup signifikan hingga 9,07% dari level 4.343,701 ke level 4.589,344 pada perdagangan akhir pekan kemarin.
Berdasarkan data yang dihimpun Infobank, pada perdagangan pekan kemarin asing tercatat melakukan pembelian bersih atau net buy hingga sekitar Rp2,26 triliun.
Artinya, investor asing mulai kembali menyerbu pasar modal dalam negri dan ikut mendorong laju indeks kembali bisa merangkak naik.
Tren kenaikan ini sendiri memang dinanti banyak pelaku pasar, namun apakah rally indeks tersebut bisa kembali terjadi pada pekan ini? Atau justru sebaliknya, kenaikan indeks pada pekan kemarin akan dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi profit taking atau aksi ambil untung?
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam risetnya mengatakan tren penguatan indeks dimulai dari imbas positifnya laju bursa saham AS dan Eropa seiring dengan jumlah pengangguran Amerika yang tidak sesuai ekspektasi. Kondisi tersebut menimbulkan asumsi bahwa The Fed akan kembali menunda kenaikan tingkat suku bunga hingga Februari 2016.
Sentimen positif lainnya yakni positifnya laju Rupiah, hingga spekulasi akan hadirnya Paket Kebijakan Ekonomi jilid 3 yang digadang-gadang akan menurunkan tarif dasar listrik (TDL) dan BBM.
“Penguatan terjadi masih ditopang oleh adanya sentimen positif aksi beli pelaku pasar baik lokal maupun asing, seiring laju Rupiah yang masih menguat, jelang diumumkannya Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 3,” kata Reza.
Lebih lanjut kata Reza, IHSG masih dapat bertahan di zona hijau akhir pekan kemaarin seiring masih adanya aksi beli investor, usai merespon positif laju bursa saham AS dan Eropa sebelumnya yang ditopang kenaikan saham-saham bioteknologi dan material. Hal itu sejalan dengan menguatnya harga komoditas logam serta tetapnya penilaian credit rating AS di level AAA dengan outlook stabil.
Laju bursa saham AS sendiri masih dapat bertahan di zona hijaunya pada akhir pekan seiring masih adanya respon positif terhadap hasil rapat FOMC yang mengindikasikan The Fed masih cenderung bersikap untuk tetap mempertahankan suku bunga rendahnya.
Selain itu, penguatan juga terimbas turunnya indeks USD sehingga memberikan persepsi barang-barang industri AS dapat bersaing untuk ekspor dan masih berlanjutnya kenaikan komoditas yang berimbas pada meningkatnya saham-saham berbasis komoditas.
Melihat kondisi tersebut, perdagangan Senin, 12 Oktober 2015, ia memperkirakan IHSG berada pada rentang support 4.535-4.565 dan resisten 4.635-4.657.
Sementara pada perdagangan di pekan ini, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.235-4.385 dan resisten 4.600-4.676.
Di tengah potensi terjadinya pembalikan arah, laju IHSG kembali sedang mencoba untuk bergerak positif dengan mempertahankan tren kenaikannya, sepanjang sentimen yang ada masih cukup positif maka laju IHSG mencoba untuk tetap bertahan di zona hijaunya.
“Meski demikian, tetap mewaspadai potensi pembalikan arah jika volume beli mulai berkurang,” tutupnya. (*)
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan laba perbankan hingga akhir tahun 2024 masih akan positif, meski… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah utang PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex kepada perbankan… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan sedang melakukan perumusan kebijakan terkait dengan rencana Presiden Prabowo untuk… Read More
Jakarta - Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) menggelar… Read More
Jakarta - Sebagai fintech lending yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AdaKami… Read More
Jakarta - Bank Perekonomian Rakyat (BPR) mendapat 'perintah' dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk segera… Read More