Analisis

Menangkap Peluang Investasi Dengan Reksa Dana MANSYAF

Jakarta – Reksa dana saham syariah luar negeri merupakan salah satu cara untuk melakukan investasi dalam reksa dana dengan memiliki efek di luar negeri. Saat ini, daya tarik instrumen reksa dana efek luar negeri, dalam hal ini reksa dana dolar Amerika Serikat (USD) masih cukup tinggi. Selain itu, dengan adanya tambahan filter syariah pada pengelolaan investasi, menjadikan pemilihan saham-saham lebih selektif, tentunya akan berefek pada kinerja reksa dana yang lebih stabil.

Ditambah lagi, adanya prospek pemulihan ekonomi global menyusul penanggulangan pandemi COVID-19 dan perkembangan sektor teknologi menjadikan peluang pertumbuhan pasar modal asing kian tinggi. Hal ini diperkuat oleh Katarina Setiawan, Chief Economist and Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), yang mengatakan bahwa pemulihan ekonomi global yang lebih merata pada tahun 2022 akan berdampak positif bagi pasar yang sebelumnya tertinggal.

Perbedaan valuasi pasar saham Asia terhadap pasar di negara maju cukup lebar, saat ini pasar saham Asia berada di level sekitar 25% lebih murah dibandingkan negara maju. Selain itu, kawasan Asia juga diuntungkan oleh beberapa faktor, diantaranya siklus ekonomi yang masih melanjutkan akselerasi pemulihan dan inflasi yang lebih terjaga dibandingkan kawasan negara maju – sehingga memberi ruang kebijakan bagi bank sentral kawasan ini. Faktor lainnya yaitu kinerja pasar saham Asia yang mengalami ketertinggalan di 2021, sehingga membuat valuasi pasar berada pada level yang atraktif.

Lalu, melihat kondisi dan potensi tersebut, apakah produk yang cocok bagi investor yang ingin membeli reksa dana saham syariah luar negeri? Lebih lanjut menurut Katarina, Reksa Dana Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS atau MANSYAF bisa menjadi pilihan, karena MANSYAF menangkap potensi pertumbuhan struktural kawasan Asia Pasifik.

Menurut Katarina, tiap negara di kawasan ini memiliki keunggulannya masing-masing yang menarik. Sebagai contoh, Korea Selatan dan Taiwan memiliki kekuatan di sektor semikonduktor, yang merupakan bahan baku untuk berbagai produk elektronik. China memiliki keunggulan pada konsumsi domestik yang besar dan teknologi energi terbarukan. Kawasan ASEAN dan India memiliki potensi ekonomi digital yang besar. “Dengan berinvestasi di MANSYAF, investor mendapatkan eksposur pada sektor-sektor tersebut,” kata Katarina, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, kinerja MANSYAF menunjukkan tren pertumbuhan. Berdasarkan data Fund Factsheet Reksa Dana Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS per September 2021, kinerja MANSYAF tumbuh 15,82% secara tahunan (year-on-year/yoy). Begitupun dalam lima tahun terakhir, MANSYAF tumbuh 5,12%. Ini artinya, MANSYAF memiliki potensi, terutama untuk memberikan pertumbuhan investasi jangka panjang.

Kolaborasi BCA dan MAMI Luncurkan Reksa Dana MANSYAF

Pada Selasa, 15 Maret 2022 lalu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) resmi bekerja sama dengan MAMI sebagai penyedia reksa dana berkualitas bagi para nasabah BCA dengan mendistribusikan MANSYAF melalui cabang BCA yang melayani transaksi reksa dana dan aplikasi Welma. Kerja sama ini merupakan wujud dari komitmen BCA untuk memberikan solusi investasi dan keuangan yang berkualitas bagi para nasabahnya.

Sementara itu, MANSYAF sendiri bertujuan untuk memberikan pertumbuhan investasi jangka panjang dengan berinvestasi pada efek bersifat ekuitas yang sesuai dengan prinsip syariah, yang dijual melalui Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek di wilayah Asia Pasifik. MANSYAF hadir sebagai solusi terbaru dari Wealth Management BCA bagi para nasabah yang ingin melakukan diversifikasi investasi untuk memenuhi beragam tujuan keuangannya di masa depan.

Suwignyo Budiman, Wakil Presiden Direktur BCA menuturkan, sebagai bank yang telah memiliki pengalaman lebih dari 65 tahun di industri keuangan, BCA senantiasa berfokus pada kebutuhan para nasabah dengan menghadirkan berbagai inovasi dan menjalin sinergi dengan berbagai institusi untuk menyediakan beragam solusi keuangan yang berkualitas, termasuk produk investasi. BCA pun telah mencatatkan pertumbuhan Asset under Management (AUM) investasi nasabah yang tinggi hingga lebih dari 50% yoy.

“Kerja sama antara BCA dengan MAMI merupakan bagian dari langkah kami untuk memberikan solusi Wealth Management, khususnya produk investasi bagi nasabah BCA. Melalui kemitraan ini, kami menghadirkan produk investasi yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan para nasabah yang ingin memanfaatkan peluang pertumbuhan investasi yang menarik di kawasan Asia Pasifik melalui reksa dana MANSYAF,” ujar Suwignyo, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Afifa, CEO & Presiden Direktur MAMI mengatakan kemitraan ini merupakan kolaborasi yang kuat antara dua institusi penyedia jasa keuangan dan investasi yang terpercaya di Indonesia. BCA merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan MAMI merupakan salah satu perusahaan manajer investasi terkemuka di Indonesia. MAMI dan BCA secara bersama akan menyediakan solusi investasi dan layanan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan nasabah BCA, dimulai dengan penjualan reksa dana MANSYAF di BCA saat ini.

“Reksa dana berdenominasi dolar AS ini membuka peluang investasi bagi para nasabah yang ingin menangkap peluang investasi di berbagai pasar di kawasan Asia Pasifik yang memiliki valuasi relatif rendah dan marjin laba yang relatif tinggi. Portofolio MANSYAF terdiri dari berbagai saham milik perusahaan-perusahaan dengan potensi pertumbuhan yang kuat dan memiliki valuasi yang wajar,” ujar Afifa, beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi, MANSYAF telah tersedia di BCA mulai tanggal 16 Maret 2022. Nasabah dapat menghubungi Cabang BCA untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai MANSYAF. Sebagai bagian dari kerja sama antara BCA dengan MAMI dan peluncuran MANSYAF, BCA memberikan benefit khusus bagi para nasabah yaitu cashback hingga IDR1 juta untuk investasi MANSYAF hingga 31 Mei 2022. (*) Ayu Utami

Redaksi

Recent Posts

OJK Ungkap Dampak Negatif Perbedaan Inklusi dan Literasi Keuangan Indonesia

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti pentingnya peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia… Read More

3 mins ago

Sektor Otomotif Lesu, Adira Finance Banting Setir

Bandung - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mengambil langkah agresif untuk mengatasi… Read More

27 mins ago

Investor Simak! 3 Sentimen Berikut Bakal Pengaruhi Gerak IHSG Pekan Ini

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan yang signifikan pada periode pekan lalu… Read More

47 mins ago

OJK Terbitkan POJK Tentang Kegiatan Usaha Bulion, Ini Isinya

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun… Read More

56 mins ago

BRI Blokir 3.003 Rekening yang Terindikasi Judi Online

Jakarta — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemerintah untuk memberantas aktivitas… Read More

1 hour ago

Sentimen Trump Picu Penguatan Rupiah di Awal Pekan

Jakarta - Rupiah diperkirakan akan mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Senin, 18… Read More

2 hours ago