Categories: Analisis

Menangkal Pengembang Nakal, Prospek Kredit Properti 2016

Kucuran kredit perbankan ke sektor properti belum bisa mengalir deras pada 2016. Perbankan dan konsumen harus berhati-hati dengan perilaku pengembang yang ingkar janji. Jika bank diawasi BI dan OJK, lalu siapa yang mengawasi ribuan pengembang properti? Karnoto Mohamad

Jakarta–Kredit properti tak lagi mengucur kencang, kendati, kondisi likuiditas perbankan siap untuk mengucurkan kreditnya ke sektor ini. Berdasarkan data Biro Riset Infobank, pengucuran kredit properti hingga September 2015 mencapai Rp605,58 triliun. Pangsanya mencapai 15,55% dari total kredit yang disalurkan perbankan. Dari jumlah tersebut, sebesar 54,82% disalurkan ke Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartmen (KPA). Sisanya merupakan kredit konstruksi (28,25%) dan kredit real estate (16,93%).

Tersendatnya penyaluran kredit properti disebabkan antara lain oleh adanya sejumlah beleid yang dirilis Bank Indonesia (BI) terkait ketentuan batas minimal uang muka kredit pemilikan rumah, dan pelarangan pemberian kredit ke sektor properti sebelum barang yang dijadikan agunan telah tersedia secara utuh. Para pengembang pun kemudian mencari siasat baru untuk menarik pendanaan dari konsumen, misalnya, dengan menggenjot penjualan cash bertahap.

Sejatinya, kebijakan yang diterbitkan BI dikelurkan untuk mengindari bubble properti dan “menertibkan” para pengembang nakal. Sumber Infobank menemukan, ada sejumlah proyek bermasalah yang dikembangkan oleh sejumlah perusahaan properti di sejumlah kota besar. Hal itu pun diakui oleh sejumlah bankir. “Iya, ada yang coba-coba nipu. Makanya jangan rekrut karyawan yang amatiran” imbuh Dyah Hindraswarini, Direktur Konsumer Bank Artha Graha kepada Infobank.

Namun, tentu saja tak semua pengembang berperilaku nakal. Joice F. Rosandi, Ketua Komite Kredit Beragun Properti Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), juga tidak sepakat jika industri propetri menjadi tercoreng gara-gara segelintir orang. “Industri properti juga harus dilindungi supaya sehat. Kalau pengembang tidak berkembang, bank juga ikut terkena pengaruh” ujarnya dia.

Seberapa tersendatnya pengucuran kredit perbankan ke sektor properti? Siapa saja daftar pengembang nakal yang berujung pada proyek mangkrak? Bagaimana strategi perbankan dalam menyalurkan kredit properti dan seperti apa  kiatnya menghadapi para pengembang nakal? Untuk menyimak penelurusan Infobank terkait prospek kredit properti dan cara menangkal pengembang nakal pada Majalah Infobank no. 443 “Menangkal Pengembang Nakal” beseta daftar 20 developer bermasalah yang telah terbit pada 1 Desember 2015. (*)

Apriyani

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

9 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

10 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

12 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

13 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

13 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

16 hours ago